Senin 18 Jan 2016 09:36 WIB

Ngerinya Operasi Bedah Abad ke-19 Tanpa Obat Bius

Wanita Korea menjalani operasi mata
Foto: Newsweek
Wanita Korea menjalani operasi mata

REPUBLIKA.CO.ID, Banyangkan jika anda mengalami operasi besar tanpa menggunkan obat bius. Sudah pasti merasakan sakit yang amat luar biasa. Operasi di zamn modern seperti sekarang saja yang menggunakan obat bius masih merasakan sakit sesudahnya, apalagi dalam zaman abad ke 19 yang tidak memakai obat bius sama sekali pada pasiennya. Sungguh sangat mengerikan.

Dilansir dari laman Mail Online, pada abad ke 17,18 dan 19 ahli bedah memotong pasien atau melakukan operasi besar tidak dengan menggunakan obat bius mereka melakukannya secara pasien benar-benar dalam keadaan sadar.

Sejarawan Richard Barnett menggambarkan bagaimana opererasi di abad itu dalam buku Crucial Interventions, salah satu koleksi di perpustakaan Wellcome Collection. Dalam bukunya, diceritakan kebanyakan pasien meninggal karena shock pascaoperasi, infeksi, atau kehilangan darah.

Tingkat kematian setelah operasi setinggi 80 persen di beberapa rumah sakit London. Buku tersebut menceritakan berbagai 'pemandangan' mengerikan namun dapat memberikan wawasan yang menarik ke dalam dunia mengerikan kedokteran kuno abad 17,18 dan 19.

Dalam buku tersebut terdapat gambar pada tahu 1846 yang menunjukan operasi mata untuk memperbaiki mata juling. Pada tahun yang sama juga terdapat gambar operasi lidah untuk mengangkat kanker lidah. Ahli bedah ini melakukannya dengan cara mengiris menjadi dua bagian dan kemudian memotong tumor di dalamnya. Setelah itu lidah dijahit kembali untuk disambungkan. Anestesi dan antiseptik kemudian ditemukan di abad ini.

Pada gambar tahun 1841 terdapat gambar bagaimana mengamputasi jari kaki. Sang ahli bedah hanya memotong bagian dari kaki yang harus dipotong dengan pisau. Pada 1846,  Robert Liston menggunakan obat bius pertama, kemudian selanjutnya diikuti oleh James Simpson. Pada tahun 1865 Joseph Lister menemukan antiseptik, yang memungkinkan ahli bedah untuk melakukan banyak operasi yang lebih rumit.

baca juga:

Ilmuwan Pecahkan Misteri Air Es di Permukaan Komet

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement