Jumat 15 Jan 2016 09:29 WIB

Cara Aman Menyaksikan Gerhana Matahari Total

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
Fenomena gerhana matahari total.
Foto: Reuters
Fenomena gerhana matahari total.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Sekitar 54 hari lagi, Indonesia akan disambangi peristiwa astronomi langka yakni gerhana matahari total (GMT). Gerhana Matahari Total sebagai fenomena alam tidak bisa dihindari. Fenomena ini menarik banyak perhatian orang-orang untuk melihat dan mengetahuinya.

GMT terjadi ketika pagi hari atau siang hari. Di daerah tertentu selama beberapa menut akan terjadi perubahan titik terang menjadi gelap. Hal ini mengundang keingintahuan masyarakat untuk melihat GMT. Tapi, melihat GMT tanpa menggunakan filter akan sangat berbahanya, karena dapat menyebebkan efek kerusakan pada mata. Sebab, cahaya yang masuk begitu kuat dan mata akan merasa silau, ketika terjadi seperti ini maka pupil mata akan mengecil.

Untuk melindungi mata dari proses detik-detik terjadi gerhana matahari total, Anda biasa menggunakan kacamata matahari dan kamera pinhole. Tidak bisa memakai sembarangan kacamata untuk melihat GMT.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) membuat kacamata matahari yang nantinya akan dibagikan secara gratis di Poso. Pembagian kacamata matahari secara gratis ini termasuk dalam rangka acara pendidikan untuk masyarakat Poso. Poso merupakan salah satu wilayah yang akan kebagian GMT pada 9 Maret mendatang.

LAPAN dan NASA akan Teliti Gerhana Matahari Total di Indonesia

Astronom ITB Mahesena Putra mengatakan kacatamata standar yang bisa digunakan adalah kacamata yang menggunakan filter dengan ukuran standar MD5. "Kacamata matahari dengan standar MD5, artinya cahanya matahari diperlemah sebanyak 100 ribu ini adalah standar aman," ujar dia, saat ditemui, Kamis (14/1).

Sekitar 500 samapi 1000 akan dibagikan ke Poso untuk melihat GMT secara langsung. Selain itu, ada juga kamera pinhole yang bisa digunakan untuk membantu menyaksikan gerhana matahari. Kamera ini bisa dibuat dengan mudah. Dengan bahan kardus bekas sepatu atau kardus bekas susu, kertas hvs putih, dan alumunium.

Untuk membuatnya bagian sisi dilubangi untuk melihat banyangan gerhana, dan sisi lainnya dilubangi kemudian ditutup dengan alumunium. Lubang ini akan diarahkan ke gerhana sedangkan kita melihat di sisi lain yang akan menampilkan banyangan gerhana

Jika dengan kacamata kita melihat langsung ke gerhana matahari, dengan kamera pinhole anda hanya melihat dari hasil lubang alumunium. Hasilnya kita dapat lihat di kertas HVS yang menghasilkan banyangan gerhana.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement