Rabu 13 Jan 2016 16:21 WIB

Ahli Matematika Ini Klaim Bisa Manipulasi Medan Gravitasi

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Dwi Murdaningsih
 Proyek NASA yang bernama GRACE memiliki kepanjangan ‘Eksperimen Pemulihan Gravitasi dan Iklim’.
Foto: NASA
Proyek NASA yang bernama GRACE memiliki kepanjangan ‘Eksperimen Pemulihan Gravitasi dan Iklim’.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Ahli Matematika asal Belgia, Andre Fuzfa, mengklaim berhasil menciptakan dan memanipulasi medan gravitasi. Penemuan ini dianggap sebagai terobosan baru dalam upaya ilmuwan dalam meneliti soal gaya gravitasi.

Klaim Fuzfa ini pun diterbitkan melalui jurnal ilmiah oleh Universitas Namur, Belgia. Fuzfa menyebut, medan gravitasi itu dapat dimanipulasi dan diciptakan dengan bantuan alat tertentu. Kendati begitu, Fuzfa mengakui, skala dari gravitasi yang tercipta dari alat itu akan kecil. Jangan bayangkan skala gravitasi ini akan besar seperti yang dipertontonkan dalam film-film fiksi seperti Star Trek yang memungkinkan para tokohnya berjalan (bukan mengambang) ketika berada di pesawat luar angkasa atau sebaliknya.

Berdasarkan perhitungan matematis yang dilakukannya, Fuzfa menyebut, cara kerja alat tersebut didasarkan pada cara kerja superkonduktor elektromagnet yang cukup besar. Alat ini akan menghasilkan medan magnetik yang cukup besar dan bisa dikontrol, sehingga para peneliti bisa menganalisis pengaruh medan magnetik ini terhadap ruang dan waktu.

Alat superkonduktor elektromagnetik itu dinilai akan mampu menghasilkan medan magnetik, yang akhirnya bisa menciptakan medan gravitasi yang lemah. Kemudian, medan gravitasi ini bisa dideteksi dengan menggunakan alat interferometers. Interferometers nantinya akan digunakan oleh para ilmuan fisika untuk bisa menggali informasi dari medan gravitasi tersebut.

Penemuan ini pun dianggap sebagai terobosan baru dalam penelitian mengenai gravitasi. ''Entah bagaimana, mempelajari gravitasi adalah aktivitas yang kontemplatif. Para ilmuwan membatasi diri pada alam, satu-satunya sumber gravitasi. Menghasilkan medan gravitasi buatan, yang bisa dimatikan atau dihidupkan kembali, akan mampu menangkap pertanyaan yang tersisa di bidang fiksi ilmiah,'' kata Fuzfa dalam tulisannya di jurnal ilmiah, seperti dikutip ScienceAlert, Rabu (13/1).

Kendati begitu, alat-alat yang diperlukan untuk menciptakan medan gravitasi itu masih terlalu mahal. Namun, investasi besar yang dilakukan dianggap setimpal dengan kemajuan ilmu pengetahuan guna memberikan manfaat bagi umat manusia.

 ''Hingga saat ini, pengetahuan lanjutan soal ini seperti mimpi di bidang fiksi-ilmiah. Tapi, penelitian lanjutan ini bisa membuka aplikasi-aplikasi baru. Contohnya di bidang telekomonikasi dengan gelombang gravitasi,'' ujar Fuzfa.

baca juga:

Kotoran Beku Manusia Berpotensi Jadi Penurun Berat Badan?

Cara Cerdas Menghemat Air Saat Anda Keramas

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement