REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tahun 2016 ini, konektivitas yang tersedia di mana-mana akan mendorong ke garis depan kehidupan masyarakat. Beberapa tren inovasi besar telah mencapai titik yang menentukan dimana Intel mempersiapkan 2016 sebagai salah satu tahun paling menarik dalam sejarah di Asia dan di seluruh dunia.
Hal ini termasuk permintaan terhadap komputer yang lebih kecil, yang menawarkan kemampuan baru yang lebih besar, antarmuka sensorik baru yang mengubah cara orang berinteraksi dengan komputer, transformasi benda sehari-hari ke dalam perangkat pintar, dan percepatan drastis dari data besar dan cloud.
Country Manager Intel Indonesia, Harry K. Nugraha, menjelaskan bahwa konektivitas dimana-mana menjanjikan manfaat yang sangat pribadi. Misalnya, teknologi Intel RealSense yang memiliki kemampuan kamera depth-sensing akan tersedia pada perangkat yang lebih banyak, dan ini akan menjadi standar untuk wajah manusia digunakan sebagai password keamanan ganda, dan untuk mesin untuk menanggapi gerakan tangan dan perintah suara.
Kemajuan revolusioner dapat diharapkan dalam wearables, virtual reality, dan biometrics. Perjalanan menuju komputasi Human Senses baru saja dimulai.
Penggunaan perangkat pintar dan robotika melalui teknologi Internet of Things (IoT) diatur untuk memberikan nilai baru untuk individu dan juga untuk seluruh masyarakat. Di Indonesia IoT dapat diimplementasikan dalam beberapa aspek, seperti lokasi mikro, transportasi masyarakat cerdas, respon yang cepat dalam situasi darurat, pembayaran digital, dan juga dapat digunakan untuk mendukung pengembangan kota pintar, yang akan direncanakan di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya.
"Yang penting, ledakan konektivitas juga akan menjadi kekuatan bagi kemakmuran dan pemberdayaan manusia. Di Asia Pasifik dan Jepang, hal ini akan menjembatani perbedaan digital antara penduduk perkotaan dan pedesaan, pria dan wanita, serta kaya dan miskin," ucap dia. Sementara Di pasar negara berkembang seperti Indonesia dan Vietnam, smartphone sudah memberikan jutaan konsumen atas akses terjangkau untuk broadband dan komputasi untuk pertama kalinya. Sedangkan, pasar yang matang seperti Jepang dan Korea, akan terus muncul inovasi fitur di seluruh faktor bentuk dan perangkat.
Tren kunci yang perlu diperhatikan di 2016 adalah potensi perangkat komputasi dalam bentuk mini seperti Intel Next Unit Computing (NUC) dan Intel Compute Stick untuk mendorong lebih banyak lagi akuisisi komputasi di seluruh Asia Pasifik dan Jepang. Perangkat NUC, sebagai PC miniatur yang seukuran genggaman tangan namun menawarkan kemampuan yang menyaingi desktop, sangat menarik di pasar negara berkembang.
Ukuran mini dari NUC ini membuatnya ideal untuk rumah dan tempat kerja di kota-kota Asia yang padat penduduk, di mana terjadi keterbatasan ruangan. Efisiensi daya dari perangkat NUC memungkinkan penghematan biaya sangat besar dan meningkatkan potensi yang ada.
Penggunaan NUC memungkinkan peningkatan jumlah siswa yang mendapatkan akses ke teknologi di ruang kelas mereka secara eksponensial. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa di Indonesia, Thailand, dan Vietnam yang memiliki gabungan tingkat penetrasi 2,4 persen dan 89 juta siswa.
Masa depan sangat cerah
Asia Pasifik dan Jepang akan terus memimpin adopsi teknologi komputasi pada tahun 2016. Di pasar yang matang seperti Singapura, Jepang, dan Korea, penetrasi perangkat komputasi berada pada titik jenuh dan rasa haus generasi muda untuk batas konektivitas pada titik obsesif. Layanan cloud-enabled juga telah mencapai tingkat rekor kepercayaan.
"Namun di pasar yang berkembang seperti Indonesia, India, Malaysia, Vietnam, dan Thailand, teknologi semakin dipandang sebagai simbol status di antara kelas menengah, dan konsumen generasi muda semakin tenggelam dalam aplikasi jejaring sosial," kata Harry.