REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuan di Amerika Serikat mampu mengubah perilaku semut dengan mengutak-atik aktivitas gen. Semut mungkin memiliki sifat menyerang, tapi dengan para ahli dari Amerika Serikat, otak semut dapat sepenuhnya dikendalikan.
Temuan ini mengisyaratkan kemungkinan bisa digunakan untuk pemrograman ulang perilaku kepada hewan lain, bahkan dapat digunakan untuk manusia. Untuk memprogram semut-semut ini, tim ilmuwan yang dipimpin oleh Profesor Shelley Berger di University of Pennsylvania, memusatkan perhatian pada kontrol 'epigenetik', yakni peralihan gen yang tidak mematikan dan tanpa mengubah DNA mereka secara permanen.
Untuk melindungi DNA, maka DNA dikemas di dalam sel. Cara kerja DNA ini memutar di bagian semut, dan pada saat itu juga protein menyebar dengan kompleks. Dengan cara memanipulasi lapisan kontrol genetik, memungkinkan ilmuwan mengubah perilaku mereka mencari makan. Semut terbagi menjadi dua kelompok pekerja.
Pekerja pertama adalah pekerja utama. Semut jenis ini adalah semut berotot besar dengan kepala besar dan rahang kuat, bertugas mencari makanan yang lebih besar dan juga bertugas untuk menjaga pertahan koloni dari serangan. Pekerja yang kedua adalah semut kecil yang jauh lebih kecil, lebih 'strategis' merekrut semut untuk melakukan pekerjaan lain yang lebih ringan.
Peneliti juga menambahkan bahan kimia asetil. "Hasil penelitian menunjukkan kelenturan perilaku pada semut dan hewan lainnya kemungkinan, dapat diatur melalui modifikasi epigenetik histone," kata Dr Daniel Simola, seorang ahli Biologi di Pennsylvania dan co-penulis penelitian, kepada ScienceMagazine.
Faktor terpenting adalah dalam studi semut ini ditemukan enzim yang disebut CBP yang menambahkan cara kerja pada semut. Enzim ini sebelumnya di miliki oleh lebah. Sebelumnya Lebah terlibat dalam penelitian dan memori pada tikus dan bermutasi dalam kondisi kognitif tertentu pada manusia. CBP memainkan peran kunci dalam membangun perilaku sosial yang berbeda pada semut.
baca juga:
Ini Pohon Paling Beracun di Dunia
Inikah yang Terjadi pada Otak Pecandu Game?
Mengenal Penyebab Alergi Sinar Matahari