Senin 04 Jan 2016 09:09 WIB

Inikah yang Terjadi pada Otak Pecandu Game?

Rep: MgROL55/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak bermain video games. Ilustrasi
Foto: Antara
Anak bermain video games. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Otak pecandu game rupanya berbeda dengan otak manusia normal. Berdasarkan penelitian dari hampir 200 remaja laki-laki, yang super aktif dengan video game, keadaan sistem otak  mereka cenderung berbeda.

Para peneliti telah menemukan bukti hyperconnectivity atau konektivitas yang berlebihan antara daerah-daerah tertentu dari otak, serta peningkatan kadar distractibility atau aktifitas yang tidak biasa.

Penelitian difokuskan pada anak laki-laki berusia 10 sampai 19 tahun dengan kriteria anak yang akif dalam game online. Penelitian ini melibatkan gamer yang rela tidak tidur dan tidak makan demi melanjutkan permainannya. Para gamer ini juga telah meminta bantuan profesional untuk mengatasi masalah kecanduan game.

Penelitian ini membandingkan kelompok anak laki-laki yang kecanduan game video online dan yang tidak. Peneliti lantas membandingkan aktivitas otak kedua kelompok tersebut.

Dilansir dari laman Sciencealert, scanning menggunakan MRI menemukan koordinasi yang ditingkatkan dalam jaringan salience. Daerah itu adalah daerah yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi apa yang lebih penting dan apa yang harus difokuskan pada pikirannya.

"Hyperconnectivity antara jaringan otak ini dapat menyebabkan kemampuan lebih kuat untuk mengarahkan perhatian ke arah target, dan untuk mengenali informasi baru di lingkungan," kata pemimpin penelitian, Jeffrey Anderson dari University of Utah.

Perubahan 'sambungan' pada bagian otak ini pada dasarnya bisa membantu seseorang untuk berpikir lebih efisien. Para ilmuwan juga menemukan peningkatan koordinasi antara korteks prefrontal dorsolateral dan temporoparietal junction di otak, yang merupakan temuan lebih mengganggu.

Hal ini berhubungan dengan skizofrenia, down syndrom dan autisme. Hal serupa  ditemukan pada orang dengan kontrol impuls yang rendah. Ini bisa menunjukkan gamer cenderung bersikap kurang disiplin.

Peneliti belum yakin betul apakah bermain video game menyebabkan perubahan pada jaringan otak atau apakah perbedaan dalam 'internal otak' berdampak pada  pecandu game online. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas dari efek jangka panjang dari video game yang berlebihan pada pikiran.

"Sebagian besar perbedaan yang kita lihat bisa dianggap menguntungkan," kata Anderson.

Para akademisi di balik penelitian baru melihat bagaimana gaya hidup digital kita dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik secara  positif dan negatif. Temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Addiction Biology.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement