REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Operator telekomunikasi PT Telkomsel terus memperkuat dan memperbesar kapasitas sinyal komunikasi seluler dengan membangun "base transceiver station" di wilayah perbatasan Sabah dan Sarawak, Malaysia, pada tahun 2016.
"Kami menambah sekurangnya 10 BTS lagi di Malinau dan Nunukan (Kalimantan Utara)," kata General Manager Information Communication Technology Kalimantan PT Telkomsel Ardhiono Trilaksono di Pos Siaga Tahun Baru Telkomsel di Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (2/1).
Di Nunukan, lanjut dia, pembangunan BTS terutama untuk komunikasi di Pulau Sebuku, yakni sebuah pulau kecil yang kepemilikannya dibagi dua antara Indonesia dan Sabah, Malaysia.
Ardhiono menjelaskan penambahan 10 unit BTS atau menara telekomunikasi tersebut memungkinkan 1.600 orang pengguna secara bersamaan terhubung dengan jaringan, baik untuk bertelepon atau pun mengirim dan menerima pesan pendek (SMS).
"Dengan demikian, kami memastikan sinyal komunikasi kita lebih kuat daripada sinyal Malaysia," lanjut Ardhiono Trilaksono.
Meskipun baru mendukung komunikasi suara dan pesan pendek (SMS), tambahnya, sinyal dari Telkomsel akan menjadi yang pertama masuk ke dalam alat komunikasi warga.
Anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) itu hadir di perbatasan sejak 26 November 2014 yang ditandai dengan peresmian BTS di Tiong Ohang, Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, di perbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
Kemudian, layanan Telkomsel juga meliputi Kecamantan Long Lunuk, masih lingkup Kabupaten Mahakam Ulu, dan di Long Layu, Kabupaten Nunukan, serta Agung Baru, Kabupaten Malinau. Nunukan dan Malinau kini menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Utara.
Di Tiong Ohang ada 5.000 penduduk dari etnis Bahau, Kayan, dan Penihing. Tiong Ohang adalah ibukota Kecamatan Long Apari. Untuk mencapai Tiong Ohang, dari Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat, diperlukan waktu sekitar 6 jam melewati Sungai Mahakam. Long Bagun terletak lebih kurang 400 kilometer barat laut Balikpapan.
Mengingat medan yang berat, pembangunan BTS di perbatasan ini dikerjakan oleh TNI AD. Kodam VI Mulawarman mengerahkan Batalyon Zeni Tempur (Yonzipur) 7 mulai dari mengangkut material bangunan hingga menegakkan menara.