REPUBLIKA.CO.ID, Tim peneliti mengembangkan komputer yang bisa membantu meningkatkan fungsi otak ketika sedang lelah. Sebelumnya, baru-baru ini sekelompok peneliti mengembangkan alat yang bekerja melalui teknik yang disebut spektroskopi inframerah, atau fNIRS.
Dua sensor diletakkan di balok kulit kepala. Infrared menganalisis aliran darah darah di otak. Dari hasil analisinya dapat menentukan kadar oksigen pada saat tertentu. Kadar oksigen yang tinggi sebagai indikasi otak sedang bekerja keras. Sistem ini bekerja dengan aplikasi Google Glass yang memberi tahu jika otak sudah sibuk pada tugas-tugas lainnya.
Dijual 5 Dolar AS, Inikah Komputer Termurah di Dunia?
Tapi sekarang sebuah tim peneliti dari Tufts University ingin melangkah lebih jauh, bahkan mungkin meningkatkan kemampuan kognitif otak ketika tampak lesu.
Bagian dari proses ini disebut transcranial direct current stimulation (tDCS). Proses ini melibatkan arus listrik sebesar 1 milliamper yang ditransfer dari elektroda ke kepala. Proses tDCS telah digunakan untuk mengobati depresi, stroke, dan tinnitus.
Para peneliti berpikir metode itu dapat digunakan untuk membantu berinteraksi dengan berbagai perangkat. "Ini adalah salah satu cara untuk berkomunikasi dua arah dengan otak," kata pemimpin peneliti Rob Jacob mengatakan kepada New Scientist.
Sistem ini harus hati-hati dikalibrasi untuk setiap individu. Proses yang panjang merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi sebelum teknologi ini bisa disampaikan kepada publik.
Ilmuwan berasumsi mungkin diperlukan waktu sebelum gadget teknologi dapat merespon fluktuasi dalam aktivitas otak. Namun, dalam waktu yang tidak terlalu lama komputer dapat mengenal manusia lebih baik dari sebelumnya.