Selasa 22 Dec 2015 11:31 WIB

Logam Transparan Dikembangkan untuk Teknologi Display Masa Depan

iPad Mini dengan Retina Display.
Foto: The Verge
iPad Mini dengan Retina Display.

REPUBLIKA.CO.ID, Peneliti di AS mengembangkan logam jenis baru yang bisa digunakan untuk display TV dan smartphone. Logam transparan ini bisa membuat smartphone dan TV menjadi lebih murah. Display yang umumnya digunakan saat ini menggunakan logam indium timah oksida (ITO). Sekitar 90 persen pasar layar ketergantungan dengan bahan ini.

Sayangnya, ITO tidaklah murah. Selama satu dekade terakhir, biaya pembuatan ITO meningkat dari 200 dolar AS per kilogram menjadi 750 dolar AS per kg pada beberapa tahun terakhir. ITO saat ini berkontribusi hingga 40 persen dari biaya smartphone atau tablet.

Ilmuwan di Pennsylvania State University mengembangkan logam yang bisa menggantikan ITO. Mereka berhasil mencocokkan transparansi optik, konduktivitas listrik dan efisiensi manufaktur yang baik. Dipimpin oleh Roman Engel-Herbert mengembangkan logam dengan tebal 10 nanometer yang memiliki struktur molekul yang unik. Logam ini diistilahkan dengan 'correlated metal'.

Jika pada logam umumnya elektron mengalir seperti awan, logam yang dikembangkan ini bergerak seperti cairan. Hal ini memungkinkan logam untuk mengubah fase tergantung bagaimana logam tersebut digunakan. "Kami mencoba membuat logam transparan dengan mengubah massa efektif elektron mereka. Kita memilih bahan dengan interaksi elektrostatik antara muatan negatif yang sangat besar dibandingkan energi kinetik mereka," kata Engel-Herbert.

 

Peneliti mengatakan correlation metal seperti strontium vandate dan calsium vandate bisa lebih murah dibandingkan ITO. Hal ini disebabkan lantaran material tersebut lebih melimbah di bumi. "Logam ini bekerja sangat baik dibandingkan ITO. Pekerjaan kira berikurnya adalah bagaimana membawa logam ini ke dalam proses manufaktur," kata dia.

Tim telah mengajukan paten pada teknologi ini. Teknologi yang elah dipublikasikan dalam jurnal Nature Material ini juga diharapkan bisa membuat produksi solar sel lebih murah di masa yang akan datang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement