REPUBLIKA.CO.ID, Lebih dari satu dekade lalu, NASA mengumumkan adanya selokan-selokan panjang di permukaan Mars. Selokan tersebut berumur relatif muda, hanya beberapa juta tahun. Para ilmuwan merasa senang akan penemuan selokan ini karena dapat mendukung teori keberadaan air di planet merah tersebut.
Namun, penelitian terbaru justru menunjukan selokan itu sebenarnya bukan terbentuk dari aliran air, melainkan dari balok es yang mengering. Di lansir dari Daily Mail, para ahli mengklaim, lapisan es CO2 menahan gas yang ada di bawah permukaan Mars. Gas tersebut lalu membantu lapisan es di atas membentuk selokan-selokan panjang.
Mars Bakal Punya Cincin Seperti Saturnus
"Bentuk selokan di Mars menyerupai arus puing terestrial yang dibentuk oleh aliran air. Selokan itu ditafsirkan sebagai bukti adanya potensi kehidupan di Mars dalam beberapa ribu tahun terakhir. Namun, selokan yang terdeteksi memiliki permukaan yang terlalu dingin untuk dilalui es yang cair," ujar Dr Cedric Pilorget, ilmuwan dari Universitas Perancis.
Cedric dan timnya menggunakan simulasi komputer untuk meneliti lapisan es CO2 dipermukaan Mars. Simulasi tersebut menunjukkan pori-pori di bawah lapisan es mengalami variasi tekanan ekstrim. "Tekanan gas yang terus menerus, mengganggu kestabilan permukaan," ujar dia.
Spekulasi tentang selokan Mars telah berkembang sejak lama. Pada 1888, astronom Italia Giovanni Schiaparelli menyatakan adanya 'saluran' di Mars. Pada 1971, pengamatan pesawat luar angkasa Mariner 9 menunjukkan Mars mungkin sebelumnya pernah memiliki sungai dan laut. Namun karena daya gravitasinya yang rendah, maka air yang ada menguap.
Dalam 15 tahun terakhir, ada lima pendaratan yang bertujuan untuk menunjukkan keberadaan air di Mars. Salah satu bukti menunjukkan, perubahan iklim di Mars memungkinkan adanya tetes air di dalam permukaannya.