REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Vaksin yang efektif untuk melindungi dari virus yang menyebabkan sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) kini selangkah lebih dekat ditemukan. Ilmuwan Eropa memodifikasi genetik versi vaksin cacar untuk menunjukkan protein virus MERS di permukaannya. Vaksin ini dapat melindungi unta dari perkembangan gejala virus MERS.
Para ahli berharap vaksin mungkin menghentikan virus yang menyebar di unta dan juga dapat melindungi manusia beresiko terkena infeksi. Langkah baru hasil penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Science. Mengomentari penelitian tersebut, profesor di University of Maryland di Baltimore, Matthew Frieman, mengatakan ini adalah langkah pertama menuju pengembangan vaksin yang layak melawan Mers-CoV di unta.
‘’Sehingga dapat mengurangi Mers-COV di Timur Tengah dan mengurangi kemungkinan penyebaran virus ke manusia,’’ ujarnya kepada BBC, Ahad (20/12).
Vaksin menargetkan hewan yang dianggap sebagai tempat utama perkembangbiakan virus. Memang vaksin ini tidak benar-benar menghentikan unta dari infeksi tetapi secara tajam mengurangi jumlah virus yang ditemukan pada hewan terasebut. Unta, yang dibesarkan untuk dimanfaatkan susu, daging dan hingga perlombaan diduga menjadi sumber awal dari wabah MERS.
Penyebaran MERS memang terbatas pada orang-orang yang memiliki kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, seperti anggota keluarga dan petugas kesehatan. Virus ini juga diduga masuk ke manusia ketika mereka memiliki kontak dengan cairan tubuh unta yang terinfeksi. Virus ini sangat umum menginfeksi unta muda, dan gejalanya ringan yang mirip dengan flu biasa.
berita sains lainnya:
Wah, Ternyata Pelangi Ada 12 Jenis
Matematika Tingkat Tinggi di Balik Gambreng Gunting-Batu-Kertas