Sabtu 19 Dec 2015 03:39 WIB

Apple dan Samsung Berebut Pasar Pembayaran Mobile Cina

Rep: Risa Herdahita/ Red: Ani Nursalikah
Apple Pay
Apple Pay

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Apple Pay dan Samsung Pay tahun depan akan bersaing langsung di pasar ponsel pintar terbesar di dunia, Cina. Apple dan Samsung menyatakan keduanya telah melakukan penawaran kerja sama terpisah dengan China UnionPay.

Melansir CNET (17/12), kerja sama ini memungkinkan pelanggan mereka di Cina menambah kartu kredit dan debit ke layanan pembayaran mobile masing-masing. Kedua perusahaan itu mengatakan layanan mereka akan diluncurkan di Cina segera pada awal 2016. Itu setelah pengujian dan sertifikasi dilakukan.

"Cina adalah pasar yang sangat penting untuk Apple dan dengan China UnionPay dan dukungan dari 15 bank terkemuka di Cina, pengguna akan segera memiliki pengalaman pembayaran yang nyaman dan aman," ujar Kepala Perangkat Lunak dan Layanan Internet Apple, Eddy Cue.

Beberapa jam kemudian, Samsung mengumumkan kemitraan serupa dengan China UnionPay. "Kerja sama dengan China UnionPay ditambah dengan dukungan dari bank mitra UnionPay besar di Cina akan membawa solusi pembayaran yang aman dan mudah bagi pengguna ponsel Samsung," kata Kepala Global SamsungPay, Injong Rhee.

Sebagai pasar ponsel pintar terbesar di dunia, Cina merupakan peluang bisnis signifikan untuk sistem pembayaran mobile. Populasi yang besar, 1,35 miliar dan kelas menengah yang berkembang telah menciptakan pasar menguntungkan bagi perusahaan seperti Apple dan Samsung.

Untuk Apple, Cina merupakan pasar utama. Itu terbukti pada data pendapatan di kuartal keempat mereka yang sebesar 12,5 miliar dolar AS.

Sejauh ini, Apple telah berusaha mencapai kesepakatan dengan bank China UnionPay. Bank ini merupakan satu-satunya bank di Cina yang melakukan pembayaran antarbank. Monopoli pengolahan kredit dan kartu debit ini pun secara efektif menendang keluar MasterCard dan Visa.

Sejak tahun lalu, Apple juga telah melobi setidaknya dengan delapan bank besar Cina untuk mengadopsi Apple Pay. Namun, pembicaraan tidak berjalan dengan baik.

 

"Satu bank menyatakan tidak tertarik dalam kesepakatan apa pun," ungkap MarketWatch, dikutip CNET.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement