Senin 14 Dec 2015 19:02 WIB

Cara Rusia Sosialisasikan Nuklir ke Warganya

Rep: c13/ Red: Dwi Murdaningsih
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)
Foto: EPA/Laurent Dubrule
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sudah hampir satu tahun Indonesia bekerjasama dengan Rusia dalam pemanfaatan nuklir. Wakil Pertama Direktur Jenderal (Dirjen) Isu Pengembangan Korporsional dan Bisnis Internasional Rosatom Rusia, Kirill Komarov mengatakan pula bahwa Rusia akan selalu terbuka untuk Indonesia.

“Kami selalu siap untuk membagi pengalaman dan saling belajar dengan Indonesia ihwal tenaga nuklir,” ujar Komarov, Senin (14/12).

Komarov juga menegaskan pihaknya selalu siap jika pemerintah pusat berkeinginan kerjasama lebih erat lagi tentang pengembangan nuklir. Ia malah berkeinginan sekali jika memang pemerintah telah memberikan sinyal kerjasama tersebut.

Komarov mengungkapkan Rusia merupakan negara yang paling banyak membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Pembangunan ini tidak hanya dilakukan di Rusia tapi di luar negeri juga. Sebanyak 90-an telah dibangung Rusia dan 30 lebih PLTN di luar negeri.

Menurut Komarov, jumlah tersebut merupakan angka terbesar di dunia. Bahkan, kata dia, lebih banyak daripada Cina. Karena pengalaman tersebut, dia mengatakan Rusia akan selalu transparan dan terbuka untuk Indonesia yang mau belajar ihwal nuklir.

Komarov mengetahui penerapan PLTN di Indonesia masih diragukan masyarakat. Hal ini dikarenakan rasa takut dan khawatir masyarakat akibat radiasi nuklir. Oleh sebab itu, dia menilai pemerintah Indonesia memang harus bisa menyosialisasikan secara transaparan ihwal nuklir ke masyarakat Indonesia.

Sosialisasi ini, tambah Komarov, juga sempat dilakukan di Rusia. Pada awal pembangunan nuklir, Komarov mengatakan, masyarakat Rusia pun merasa takut tentang bahaya nuklir. Namun rasa takut ini sudah menghilang dengan cara sosialisasi ke masyarakat.

Menurut Komarov, pihaknya selalu terbuka dan siap menjawab pertanyaan masyarakat tentang nuklir. Bahkan, pihaknya memiliki program semacam open door bagi masyarakat di tempat riset maupun hal-hal yang berkenaan dengan nuklirnya.

“Kami melakukan program ini satu tahun sekali dan mengajak masyarakat untuk mengamati tempat kami,” terang dia. Dengan program ini, masyarakat bisa mengetahui benar kondisi tenaga nuklirnya. Masyarakat bisa teryakini bahwa tenaga nuklir mereka itu aman.

Melalui program itu, Kamarov mengatakan, 60 persen masyarakat Rusia sudah mendukung program nuklir saat ini. Bahkan, 90 persen masyarakat terdekat dengan reaktor nuklir juga menyatakan hal serupa. “Mereka sudah tidak takut karena sudah memiliki informasi akurat,” jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement