REPUBLIKA.CO.ID, Para ilmuwan akhirnya berhasil menghasilkan plastik yang 100 persen bisa didaur ulang. Ilmuwan menemukan sebuah jenis plastik yang ketika dipanaskan selama satu jam bisa kembali lagi ke molekul aslinya.
Ilmuwan di AS berhasil membuat plastik yang bebas dari minyak bumi dan bisa didegradasi oleh organisme hidup. Penemuan ini digadang-gadang bisa mengubah cara bagaimana manusia menggunakan plastik.
Ilmuwan di Colorade State University mengembangkan polimer dari monomer yang disebut Gamma-butilrolakton (GBL). Monomer ini ditemukan dalam penghilang lem dan larutan pembersih. Berbagai literatur ilmiah menemukan bahwa struktur plastik terlalu stabil untuk dibuat menjadi plastik. Namun, ilmuwan tidak pernah menyerah.
"Anda tidak akan bisa membuat polimer karena termodinamika mengatakan demikian. Kita menduga mungkin laporan-laporan (ilmiah) sebelumnya mungkin tidak benar," ujar ahli kimia Eugene Chen, seperti diberitakan Science Alert.
Sekarang, setiap manusia mengkonsumsi sekitar 90 kg polimer sintesis setiap tahun. Sebagian besar bersifat non biodegradable atau tidak dapat didaur ulang. Artinya, lebih dari 270 juta ton plastik setiap tahun dan 18 juta sampah plastik dibuang ke laut sehingga menambah 243 ribu ton plastik yang telah terakumulasi.
Banyak botol plastik yang menggunakan simbol 'daur ulang' namun ternyata plastik ini hanya bisa digunakan kembali sehingga bisa memberikan bahan plastik berumur lebih lama. Dengan begitu, produksi plastik bisa dikurangi. Namun, hal ini tidak memungkinkan plastik kembali ke bahan dasar awal pembuatan.
Jumlah pastik biodegradable saat ini sangat terbatas. Yang bisa dilakukan saat ini adalah memperluas masa hidup plastik dan meminimalisir produk sampingan yang tidak diinginkan. "Dorongan besar sekarang ini adalah untuk menghasilkan polimer bionenewable dan biodegradable atau plastik," kata dia.
Chen dan timnya bereksperimen dengan polimer baru mereka. Tim membuat bentuk molekul yang berbeda dengan merekayasa katalis, keduanya berbasis metal dan non metal. Para ilmuwan sejak 10 tahun lalu gagal mencari tahu bagaimana mengubah GBL menjadi polimer selain merekayasa tekanan yang diperlukan dalam proses produksi yang gila-gilaan. Penemuan ini saat ini sedang dalam proses pengajuan paten. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Chemistry.