REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN -- Ilmuwan menemukan titik terang tentang Ceres, planet kerdil yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Pada Maret lalu, Badan Antariksa AS (NASA) melalui pesawat ruang angsaka Dawn menangkap sinyal cahaya misterius di planet berukuran 950 km tersebut.
Ilmuwan dan masyarakat banyak yang berspekulasi atas kejadian ini. Mereka berasumsi apakah cahaya tersebut terjadi adalah gunung berapi, geiser ataupun endapan es. Namun akhirnya misteri cahaya Ceres telah dipecahkan.
Tim dari Institut Max Planck Institute for Solar System Research di Jerman berpendapat cahaya misterius ini memiliki sinar yang khas dari semacam garam es, mengandung endapan tanah liat yang kaya amonia dan mengisyaratkan bagaimana Ceres terbentuk. Tim yang dipimpin oleh Andreas Nathues ini menduga garam di Ceres terbentuk ketika air es diperhalus sebagai dampak dari asteroid.
Titik terang ditemukan di kawah Occator yang membentang sekitar 90 km dengan fitur garis-garis gelap. Occator diduga sebagai salah satu yang termuda di Ceres dengan usia sekitar 78 juta tahun.
"Skenario yang paling sederhana adalah bahwa proses sublimasi air es dimulai setelah campuran es dan garam mineral terkena dampak yang ditimbulkan oleh asteroid," tulis penelitian yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Nature, dilansir dari Sciencealert, Jumat (11/12).
Pengukuran spektral menunjukkan bahwa daerah-daerah terang kemungkinan akan terdiri dari sulfat magnesium terhidrasi, garam anorganik yang mengandung magnesium, sulfur dan oksigen. Material ini merupakan bahan dalam garam Epsom pada bumi yang juga ditemukan di gua Saint Ignatius di Spanyol.
Para ahli sebelumnya telah mengatakan titik terang bisa diasumsikan sebagai menjadi es, endapan garam, arus vulkanik atau geiser. Salah satu teori mengatakan satu tempat yang datarannya garam yang mencerminkan sinar matahari, meninggalkan permukaan air asin atau dengan reaksi kimia lainnya. Ada pula asumsi cahaya misterius ini adalah cryovolcanoes, gunung berapi yang mengeluarkan air atau es.