REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri keuangan khususnya perbankan diminta siap untuk menghadapi era digital. Sebab, saat ini teknologi digital pada lembaga keuangan menjadi kebutuhan bagi nasabah dalam melakukan transaksi.
Consumer Lending & Alternative Channel Head Bank Danamon Djamin Nainggolan, menyatakan, industri perbankan mengalami pergeseran pelayanan transaksi ke teknologi digital.
Dia menyebutkan, pada awal tahun 2000-an pelayanan perbankan mengalami revolusi yang dimulai dengan internet banking dan SMS banking. Selanjutnya, pada 2010 nasabah mulai aktif menggunakan mobile banking hingga mobile wallet.
Menurutnya, arah transaksi digital ke perangkat telepon. Sebab, saat ini masyarakat lebih mudah dan nyaman menggunakan ponsel untuk bertransaksi kapan saja dan dimana saja.
Pada 2013 jumlah transaksi menggunakan unit automatic teller machine (ATM) dan cash deposit machine (CDM) mencapai 59 persen namun pada 2014 terjadi penurunan menjadi 42 persen.
Sedangkan, untuk transaksi menggunakan mobile banking pada 2013 mencapai 26 persen, kemudian mengalami peningkatan menjadi 48 persen pada 2014 Sementara transaksi di kantor cabang pada 2013 yang mencapai 15 persen turun menjadi 10 persen pada 2014.
“Ini fenomena pergeseran transaksi manual menjadi transaksi digital, jadi tinggal bank saja bagaimana dalam menghadapi persaingan,” ucapnya.
Head of IT Service Operation Adira Finance, Tantri Hariadi, menambahkan, transaksi menggunakan teknologi digital bisa mengurangi biaya-biaya operasional di perusahaan.
Tantri mengatakan, transaksi tatap muka langsung dengan nasabah memang akan mengeluarkan biaya yang lebih mahal 10 kali lipat dibandingkan transaksi digital.