Ahad 06 Dec 2015 19:29 WIB

Di Indonesia tak Dihargai, Penemuan Warsito Justru Dapat Apresiasi dari Jepang

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Nidia Zuraya
Warsito Purwo Taruno memberikan kata sambutan setelah menerima penghargaan B.J Habibie Teknologi Award 2015 di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (20/8). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warsito Purwo Taruno memberikan kata sambutan setelah menerima penghargaan B.J Habibie Teknologi Award 2015 di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis (20/8). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Dalam pertemuan tahunan dan diskusi ilmiah antara klinisi dan peneliti ilmu dasar di Jepang, Electro Capacitive Cancer Treatment (ECCT) temuan ahli Tomografi, DR Warsito Purwo Taruno, mendapat appresiasi positif. Hal ini berdasarkan uji klinis yang dilakukan terhadap ECCT.

Hasil uji klinis terhadap ECCT itu dipresentasikan pada acara The 19th Annual Meeting of The Society of Biotherapeutic Approach, yang diadakan di Tokyo University of Science, Sabtu (5/12).

Pertemuan, yang dihadiri sekitar 80 orang ilmuwan dan praktisi medis untuk kanker itu, bertujuan untuk memfasilitasi diskusi ilmiah antara klinisi dan peneliti ilmu dasar, serta memaparkan temuan-temuan dari uji klinis terbaru.

Berdasarkan hasil riset ECCT pada kultur sel dan uji hewan kanker payudara MCF-7, ECCT dapat menyebabkan penyusutan massa tumor dengan efektifitas hingga 67-90 persen. Hasil riset in vitro ini difasilitasi oleh Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor (IPB). Sedangkan riset in vivo difasilitasi Bimana Indomedical.

Dalam pertemuan di Jepang itu, riset ECCT ini menjadi satu-satunya presentasi akademis dari Indonesia. Menurut, Ahli Biologi Molekuler lulusan Tokyo University, Firman Alamsyah, penelitian ECCT terhadap hewan mencit dilakukan 12 jam sehari selama dua pekan. Selama penelitian tersebut, tidak ada perubahan histopatologis pada jaringan payudara normal dan tidak ada perubahan kadar hemoglobin.

 ''Hasil studi kami sejauh ini, ECCT efektif membunuh sel kanker dan aman terhadap sel normal,'' ujar Firman dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Ahad (6/12).

Selain itu, hasil uji klinis terhadap ECCT itu juga sempat dilakukan oleh dokter asal Osaka, Jepang, yaitu Toshio Inui. Menurutnya, ECCT memiliki potensi untuk membantu memperpanjang hidup pasien stadium lanjut, terutama yang sudah masuk paliatif.

''Contoh kasus yang paling lama kami tangani menggunakan ECCT dikombinasikan dengan imunoterapi GCMAF adalah kasus paru-paru yang sudah melebihi 1,5 tahun. Kondisinya masih bertahan dalam kondisi yang baik,'' kata Inui.

Sebelumnya, temuan pakar tomografi Warsito Purwo Taruno berupa ECCT masih dianggap tidak memiliki landasan ilmiah dalam mengatasi penyakit kanker. Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Kesehatan pun memutuskan akan mengevaluasi klinik Warsito.

Padahal, berbagai pengakuan dari dalam negeri dan luar negeri banyak bermunculan terkait alat terapi kanker payudara temuan Warsito tersebut. Bahkan, perusahaan riset Warsito, CTECH Labs Edwar Technology, juga mampu memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Hingga 2015, CTECH Labs Edwar Technology mampu memberikan referensi dan memfasilitasi pembuatan 46 skripsi, 15 tesis, satu disertasi, dan tujuh disertasi yang sedang dalam pengerjaan. Selain itu, CTECH Labs Edwar Technology juga telah menghasilkan 56 publikasi internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement