Selasa 24 Nov 2015 05:17 WIB

GSW 2015, Ajang Berbagi Ilmu Geoteknologi

Rep: c26/ Red: Dwi Murdaningsih
salah satu alat geoteknologi milik LIPI
Foto: Republika/Zuli Istiqomah
salah satu alat geoteknologi milik LIPI

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Penelitian Geoteknologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar 'Geotecnology Science Week (GSW)' mulai tanggal 23-27 November 2015 bertempat di Gedung 10 Kantor LIPI, Bandung, Jawa Barat. Acara ini berisikan seminar pemaparan hasil penelitian Geoteknologi LIPI dengan mitra dalam maupun luar negeri.

Pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan Pusat Penelitian Geoteknologi selama satu tahun merupakan suatu keharusan, sebagai bentuk pertanggungjawaban. Namun pemaparan itu tidak lantas hanya dijadikan buku rekomendasi.

GSW 2015 dibuat sebagai inovasi kegiatan terintegrasi yang memadukan antara pemaparan dan diseminasi hasil penelitian. Bukan hanya itu, tapi juga pameran sarana penelitian dan ekspose hasil kerja sama dengan mitra.

"Tujuan dari acara ini sendiri ialah meningkatkan jejaring dan sebagai media interaksi bertukar pengetahuan  dan meningkatkan kompetensi para peneliti dan perekayasa di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI," kata Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI kepada Republika.co.id usai pemaparan, Senin (23/11).

Menurutnya acara pekan ilmiah kebumian ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang penah diadakan. Kali ini mencoba memadukan berbagai hasil kegiatan penelitian dalam bentuk pemaparan. Ditambah workshop dan forum diskusi pada waktu yang bersamaan.

Dalam pekan kebumian kali ini, ilmu geoteknologi yang luas dibatasi menjadi empat topik. Yakni, ketahanan air dan lingkungan,  mitigasi bencana, ketahanan mineral dan energi, serta masalah pengelolaan tata ruang dan lingkungan. Tak hanya sekadar meneliti terkait kebumian Indonesia. Nantinya hasil penelitian ini menjadi sumbangsih kepada pemerintah yang hendak meningkatkan pembangunan di wilayah-wilayah tertentu.

"Penelitian kami memberikan rekomendasi seluruh data dasar sebelum itu berkembang seperti masalah kebutuhan air, masalah konflik sosial serta masalah kebencanaannya," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement