REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pusat Penelitian (Puslit) Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengadakan Geotechnology Science Week (GSW) 2015. Tidak hanya memaparkan hasil penelitian kebumian dalam GSW, pekan kebumian ini juga memberikan seminar mengantisipasi bencana alam.
Ketua Panitia GSW 2015, Herryal Z. Anwar mengatakan ingin menciptakan pemahaman untuk masyarakat tentang antisipasi menghadapi bencana. Seperti yang sudah diketahui, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah.
Namun, kata dia, di tengah kekayaan alam tersebut tidak hanya memberikan manfaat dan keuntungan saja. Ada kalanya sumber daya alam negatif yang berpotensi menimbulkan kerugian baik bagi masyarakat maupun pemerintah.
"Sebagian besar daerah yang berpotensi bahaya alam merupakan wilayah yang dihuni penduduk. Hal ini menyebabkan penanggulangan bencana juga menjadi tanggung jawab masyarakay dalam mengurangi risiko bencana," kata Herryal di Kantor LIPI, Bandung, Jawa Barat, Senin (23/11).
Oleh karenanya, pekan kebumian juga menyelenggarakan workshop dan seminar terkait kebencanaan. Untuk memberikan edukasi antispasi bencana sejak dini. Menurutnya masyarakat harus tangguh menghadapi bencana. Karenanya perlu mengerti potensi bencana alam yang ada di sekitarnya. Jadi mereka dapat mengantisipasi agar tidak merusak lingkungan sekitar. Bahkan ketika terjadi musibah, mereka juga dapat memulihkan kembali dengan cepat.
Puslit Geoteknologi akan mengadakan seminar nasional pada 25 November 2015 mendatang. Tak hanya masyarakat umum, namun juga siswa/i sekolah dasar (SD) juga akan diundang untuk mengunjungi pameran. Di mana akan diberikan materi pengenalan kebencanaan untuk meningkatkan ketanggapan terhadap bencana.