Rabu 18 Nov 2015 22:37 WIB

Salah Tuduh, Facebook Sampaikan Permintaan Maaf

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Facebook
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Seorang wanita bernama Isis tidak bisa mengakses akun Facebook-nya karena jaringan sosial tersebut mengira ia adalah seorang teroris.

Seperti diberitakan laman Mirror, Rabu (18/1), Isis Anchalee mengungkapkan kemarahannya di Twitter (@isisAnchalee) setelah menemukan akun Facebooknya terkunci. Anchalee menggunakan namanya sebagai alamat akun yaitu [email protected].

Ia bahkan mengirim salinan paspor kepada Facebook untuk membuktikan akunnya adalah asli. Kisahnya ini muncul setelah sahabatnya bertanya mengapa kiriman pesannya ditandai 'Spam'.

"Facebook mengira aku seorang teroris dan membekukan akun-ku," jawab Anchalee.

Ia kemudian mengirim kicauan ke Facebook melalui Twitter. "Aku mengirim kamu paspor, tapi itu tidak cukup baik untuk validasi?" tulisnya.

Akhirnya, setelah Anchalee mengirimkan bukti identitas lagi, jaringan sosial tersebut mengalah. Ia mengatakan, seorang karyawan dari perusahaan Facebook mengirim pesan yang berisi permintaan maaf.

"Isis, maaf tentang ini. Saya tidak tahu apa yang terjadi. Saya sudah melaporkan ke orang yang tepat dan kami sedang bekerja untuk memperbaikinya," tulis pernyataan maaf itu.

Facebook kini memiliki kebijakan yang membutuhkan pengguna menggunakan nama asli mereka. Julukan atau nama alias tidak diperbolehkan sementara simbol dan karakter yang tidak biasa tidak diperbolehkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement