Selasa 17 Nov 2015 15:34 WIB

Bumi Berubah Drastis Gara-Gara El Nino

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
EL Nino
Foto: Antara
EL Nino

REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA -- Badan Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan bahwa El Nino akan terus menguat sebelum akhir tahun ini, Senin (16/11). Perkembangan terbaru menunjukan bahwa kejadian pada 2015 akan menjadi salah satu yang terkuat sejak 1950. Sekretaris Jenderal WMO, Michel Jarraud dalam konferensi pers mengingatkan imbas ini akan meningkat bahkan di tempat yang belum dipetakan. El Nino tahun ini mulai terbentuk sejak Maret dan imbasnya telah terlihat di Ethiopia, Somalia, Kenya, Malawi, Indonesia dan sepanjang Amerika Tengah.

El Nino terjadi karena suhu perairan Pasifik menghangat dan menyebar ke area Utara juga Selatan Amerika. Fenomena ini biasanya terjadi setiap dua hingga tujuh tahun sekali dan mengikutip musim semi.

"El Nino tahun ini sepertinya mengikuti pola tersebut," kata WMO, dikutip BBC.

(Baca juga: Ahli meteorologi perkirakan el nino bertambah parah)

Menurutnya, suhu rata-rata perairan saat masa puncak El Nino dalam tiga bulan akan naik di atas 2 derajat Celcius diatas suhu normal. Ini menjadi El Nino terkuat sejak 1998 dan diperkirakan akan masuk dalam tiga terkuat sepanjang sejarah. Imbasnya secara regional terasa cukup signifikan melebihi hanya menghangatnya suhu global. Tahun ini, topan lebih aktif di timur Pasifik. Sementara di Asia Tenggara, El Nino terkait dengan kekeringan parah yang menambah buruk kebakaran lahan di Indonesia.

El Nino juga berimbas pada pengurangan musim hujan di India. Di Afrika timur, hujan diperkirakan turun antara Oktober dan Desember. Afrika bagian selatan mengalami cuaca kekeringan berkelanjutan. Menurutnya, planet Bumi berubah drastis karena perubahan iklim yang berimbas pada pemanasan suhu samudra global, menghilangnya es Artik dan jutaan km persegi salju.

Menurut Jarraud, suhu rata-rata permukaan air global telah mencapai rekor baru bahkan sebelum El Nino. Setelah El Nino, suhunya bahkan menghangat lebih tajam. Gelombang panas juga bisa jadi lebih panas, lebih sering dan lebih banyak terjadi di beberapa tempat, sama seperti banjir.

"Kekeringan parah dan banjir telah dialami sepanjang zona tropis dan subtropis, ini menjadi El Nino terkuat sejak 15 tahun lalu," kata Jarraud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement