REPUBLIKA.CO.ID, YUCATAN -- Di beberapa daerah yang kesulitan air, membeli sebotol air putih terkadang lebih mahal dibandingkan sebotol soda. Kini, peneliti dari MIT Amerika Serikat menemukan cara memurnikan air dengan teknologi yang sederhana.
Pemurnian ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat di desa La Mancalona, semenanjung Yucatan, Meksiko. Masyarakat pedalaman disana membantu memanfaatkan teknologi ini untuk menjernihkan air payau agar bisa digunakan. Teknologi ini sudah mulai dicoba sejak tahun 2012.
Dilansir dari laman Science Alert, sistem pemurnian air ini terdiri dari dua panel surya yang menghasilkan listrik. Kombinasi dua solar panel ini bisa memompa air dan kemudian mendorong air melalui filter membran semi berpori. Membran ini membantu menyaring padatan terlarut dan kontaminasi biologis. Teknologi ini dikenal sebagai reverse osmosis fotovoltaik (PVRO). Teknologi ini juga dilengkapi dengan elektrodialisis dan nanofiltrasi untuk menyaring kotoran.
Seperti banyak lokasi di seluruh dunia, tanah di La Mancalona agak asin. Dengan metode baru dan terjangkau ini, penduduk bisa memurnikan air hujan atau air payau. Dengan panel surya yang ada, mereka bisa menghasilkan seribu liter air per hari. Dan jumlah ini sudah cukup untuk memenuhi kebituhan penduduk desa atau sekitar 450 orang.
Salah seorang anggota tim Huda Elasaad mengatakan alat ini sangat berguna. Selama dua tahun bekalangan, penduduk desa membeli 20 liter air murni seharga 5 peso per liter. Dengan air yang sudah dihasilkan ini, mereka berencana menjual air bersih ke kota terdekat seharga 25 peso. Nantinya, keuntungan dari penjualan air bersih ini akan digunakan untuk pemeliharaan sistem. Sementara, sisanya akan dikembalikan kepada masyarakar,
"Mereka juga berupaya mengembangkan rencana bisnis yang berfokus pada penjualan air bersih untuk wisatawan," ujar dia,