REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari University of Cambridge di Inggris menciptakan sebuah demonstrasi baterai baru yang mampu 10 kali lebih kuat dibandingkan baterai lithium ion. Baterai yang disebut lithium oksigen atau lithium air ini bisa digunakan untuk kendaraan listrik.
Dilansir dari laman Science Alert, studi Universitas Cambridge menyebutkan sebuah kendaraan listrik yang hanya dapat melakukan perjalanan sekitar 80-100 mil per satu kali charge. Banyak faktor yang mempengaruhi terbatasnya jangkauan dari kendaraan listrik. Faktor utama yang menahan untuk berkendara dalam jarak yang jauh adalah dari sisi energi. Kendaraan listrik tidak bisa dipaksa untuk menempuh jarak jauh lantaran keterbatasan kapasitas baterai.
Bukan hanya sekedar menghasilkan lebih banyak energi, menurut penelitian baterai juga 90 persen lebih efisien dan dapat diisi lebih dari 2.000 siklus. Hal menarik lainnya adalah baterai 'lithium-air' lima kali lebih murah dan lima kali lebih ringan dari baterai lithium-ion. Jika baterai tersebut benar-benar 10 kali lebih kuat dan lima kali lebih ringan dari baterai yang saat ini digunakan di kendaraan listrik, maka mobil tersebut bisa menempuh jarak 400 mil per pengisian.
Sebagai gambaran, untuk satu kali pengisian mobil bisa menempuh jarak dari Los Angeles hingga San Fransisco tanpa perlu berhenti untuk mengisi ulang. Teknologi ini bisa memberikan mobilitas yang tinggi. Hal ini bisa berdampak terhadap perangkat mobile. Jika digunakan dalam smartphone, maka baterai ini bisa 10 kali lebih awet dibandingkan baterai lithium ion yang biasa digunakan. Meskipun para peneliti telah memamerkan baterai di laboratorium, mereka memperkirakan baterai tersebut baru siap diproduksi sekitar sepuluh tahun ke depan.