REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Indonesia yang terdiri dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengantongi tawaran bantuan dari Microsoft dan Facebook saat kunjungan ke Silicon Valley, Amerika Serikat.
"Microsoft menawarkan software gratis bagi 47 juta pelajar dan guru-guru di Indonesia, sementara Facebook menawarkan peningkatan kapasitas bagi usaha kecil menengah (UKM) di desa terpencil. Untuk tahap awal direncanakan peningkatan kapasitas tersebut untuk 500 UKM," katanya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (29/10).
Dalam kunjungan ke Silicon Valley, delegasi tersebut juga mengunjungi Google Plug & Play (inkubator dan akselerator).
Dalam pertemuan itu, dilakukan penandatangan nota kesepahaman Project Loon yang berisi tentang kerja sama akses internet di daerah terpencil menggunakan balon udara, antara Google dengan penyedia layanan telekomunikasi di Indonesia seperti Telkomsel, Indosat, dan XL.
Delegasi itu juga tercatat melakukan pertemuan perwakilan Apple, dan Marvell Tech, serta komunitas diaspora Silicon Valley.
Lebih lanjut, dari sisi investasi, Franky mengatakan perusahaan Silicon Valley di bidang inovasi teknologi terutama produsen gadget dan komputer, Apple, menyampaikan rencananya untuk membangun pusat riset dan pengembangan (research and development/R&D), dan mendukung pembangunan tambang timah yang ramah lingkungan di Bangka Belitung.
"Mereka sudah komitmen untuk membangun pusat riset dan pengembangan teknologi mereka di Indonesia serta mendukung revitalisasi tambang timah yang dimiliki negara di Bangka Belitung. Hasil timah tersebut akan menjadi bahan baku dari produk-produk yang dihasilkan oleh Apple," ungkapnya.
Selain Apple, perusahaan Silicon Valley lainnya yang telah membangun pusat R&D di Indonesia adalah Marvell. Pusat R&D tersebut merupakan fondasi bagi pengembangan industri semi konduktor di Indonesia.
"Pengembangan kepingan molekular yang merupakan terobosan teknologi yang memudahkan perusahaan untuk mengembangkan Marvell industri komputer di Indonesia yang kuat dengan harga yang terjangkau," ujarnya.
Beberapa hal yang disampaikan oleh Marvel adalah mengenai kebutuhan industri akan tenaga kerja yang fleksibel sehingga dibutuhkan aturan ketenagakerjaan yang fleksibel pula. Menurut Franky, hal itu akan segera ditindaklanjuti dan dikomunikasikan lebih lanjut dengan kementerian terkait.