Ahad 25 Oct 2015 03:17 WIB

Peserta Lomba Aplikasi di Indonesia Lampaui Rekor Dunia

Akta kelahiran
Akta kelahiran

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --  Lomba pembuatan aplikasi teknologi informasi (TI) "Hackathon Merdeka 2.0" edisi Sumpah Pemuda yang dilakukan secara serentak, 24-25 Oktober 2017 dipastikan melampaui rekor peserta lomba sejenis di tingkat dunia. Agenda ini akan diikuti 1.700 peserta di 28 kota di Indonesia

"Dengan 1.700 peserta pada Hackathon Merdeka 2.0 atau kedua ini, artinya sudah melampaui jumlah peserta hackathon yang diikuti 1.200 peserta di Cina," kata Direktur Direktur Innovation and Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia Indra Utoyo.

Kegiatan lomba pembuatan aplikasi IT di Kota Bandung diikuti oleh ratusan orang yang akan berlomba selama dua hari di kawasan Telkom Digital Valey itu. Selain itu Bandung, lomba digelar di 26 kota lainnya di Indonesia antara lain Medan, Toba, Tangerang, Bogor, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Denpasar, Makassar, Maluku, Semarang, Banyumas, Belitung, Wonosobo, Ambon dan lainnya. Selain itu juga diikuti oleh programer di Kota Sydney, Australia.

"Dari lomba ini akan diambil 10 besar untuk kemudian masuk babak final di setiap kota, selanjutnya dipresentasikan. Temanya adalah solusi kependudukan," kata Indra Utoyo.

Selama dua hari, para peserta dituntut untuk bisa membuat aplikasi solusi kependudukan yang dibutuhkan oleh pemerintah. Aplikasi itu diharapkan bisa menjadi solusi untuk penanganan permasalahan kependudukan di manapun. Dengan tema maslaah data kependudukan itu, menurut Indra bisa megambl seperti masalah KTP, BPJS, Akta Kelahiran, warga miskin, anak putus sekolah ataupun yang berprestasi, rumah sakit, pencarian kerja, pengangguran dan lainnya. Kegiatan yang dimotori oleh Telkom dan IT Code4Nation itu bekerjasama dengan para relawan IT se-Indonesia.

Sementara itu koordinator lomba Hackathon Merdeka 2.0 Ainun Najib menyebutkan kegiatan itu diharapkan menjadi titik awal dimana masyarakat atau komunitas IT dapat berkontribusi lebih banyak untuk negeri serta mencari pemecahan permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara.

"Ini suatu upaya pemerintah melibatkan publik dalam pembangunan. Komitmen berdemokrasi melalui partisipasi publik dalam IT dapat menjadi contoh bagi negara lainnya di dunia," katanya.

Ia menyebutkan, kegiatan itu dalam upaya meningkatkan para programer dan pengembang aplikasi untuk lebih terlibat dalam pembanguna, dimana peluang sektor itu masih cukup besar. Sebab, kata dia hampir semua kota di Indonesia saat ini tengah membangun aplikasi guna meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement