Rabu 21 Oct 2015 20:14 WIB

Batan Gandeng Unsri Kembangkan Teknologi Nuklir

Rep: Maspril Aries/ Red: Dwi Murdaningsih
Simulasi anti teror Chemical Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) Angkatan I yang dilakukan di fasilitas Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Puspiptek, Banten, Selasa (23/4).
Foto: Antara/Reno Esnir
Simulasi anti teror Chemical Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) Angkatan I yang dilakukan di fasilitas Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Puspiptek, Banten, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Dua institusi yang sama-sama bernauung di bawah Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristek Dikti) yaitu Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan)  dan Universitas Sriwijaya (Unsri) menjalin kerjasama.

Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto dan Rektor Unsri Badia Perizade Rabu (21/10) menandatangani piagam kerjasama dalam dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi nuklir. Kerjasama ini akan berlangsung selama lima tahun sejak ditandatangani.

Selain kerjasama antara dua lembaga tersebut, juga ditandatangani piagam kerjasama antara Pusat Sain dan Teknologi Bahan Maju (PSTBM) Batan dengan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unsri. Selain penandatangan kerjasama tersebut, PSTBM dan FMIPA Unsri juga menyelenggarakan seminar tentang “Magnetic Material” (SMM) yang diikuti 250 peserta dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia dan lembaga riset.

Pada seminar yang diselenggarakan untuk kesembilan kalinya tersebut, menurut Kepala Biro Humas Batan Totti Tjiptosumirat dipilih tema tentang pengolahan dan pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ).  Menurut Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto, logam tanah jarang merupakan suatu yang strategis dalam pengembangan berbagai aplikasi bahan, khususnya magnet di bidang elektronika, transportasi, energi, kesehatan dan lainnya.

“Logam tanah jarang  atau LTJ ini terkandung dalam mineral monosit yang tersimpan dalamjumlah besar sebagai limbah industri tambang timah di Provinsi Bangka Belitung. LTJ ini belum dikelola serta dimanfaatkan dengan optimal,” kata Djarot.

Kepala Batan juga menjelaskan bahwa dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, potensi LTJ telah direncanakan pengembangan dari potensi dan industri LTJ.

“Berdasarkan RPJMN tersebut beberapa kementerian, lembaga dan institusi yang meliputi Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Batan, BPPT dan perguruan tinggi ditugaskan untuk mengembangkan potensi LTJ dari awal penambangan, pemurnian dan litbang aplikasi LTJ baik dalam bentuk produk magnet permanen maupun untuk aplikasi energi lainnya,” kata Djarot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement