Selasa 20 Oct 2015 08:00 WIB

Ini Akibat Jika Data Diri Nasabah Diretas

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Dwi Murdaningsih
Cyber Crime
Cyber Crime

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Siapa yang sangka ternyata ada 'pasar akun rekening' yang penjualnya adalah para peretas. Di situs gelap, kartu kredit atau debit anda bisa diberi label harga. Kartu milik nasabah asal AS biasanya dihargai lima dolar AS sementara kartu milik nasabah dari Uni Eropa dihargai 45 dolar AS.

Jumlahnya akan meningkat jika disertai dengan rincian login rekening, yaitu 190 dolar AS jika saldo lebih dari 2.200 dolar AS. Harganya pun bervariasi sesuai paket yang ditawarkan.

Hal ini diungkap dalam laporan The Hidden Daya Economy yang menyediakan contoh betapa data yang dicuri bisa dikemas di pasar gelap. Peneliti dari kelompok Lab McAfee membeberkan harga dari data kartu kredit, debit, info login, layanan transfer bank, rincian layanan online, kreditensial login akun loyalti dan akun lelang curian.

Mereka menemukan hirarki dari nilai data curian, harga, paket dan penjualannya di pasar gelap. Harganya bahkan naik jika ada tambahan data seperti nomor identitas, tanggal lahir pemilik rekening, alamat billing, nomor PIN, nama tengah ibu bahkan username dan passport.

Harga paket paling lengkap bisa mencapai 1.200 ribu dolar AS. Peneliti McAfee Labs menemukan bahwa  ekosistem kejahatan kriminal dunia siber itu berkembang dengan pesat. "Mereka membuat orang-orang terinspirasi untuk terlibat dalam tindakan kriminal," kata Kepala teknologi Intel Security EMEA, Raj Samani, dilansir dari Daily Mail.

Setiap pembeli bisa menggunakan data curian dari peretas tersebut. Sang pembeli bisa dibuat seperti pemilik saham asli ketika melakukan transaksi dengan kartu-kartu curian tersebut. "Ini bisa dibilang model bisnis yang dibangun untuk menjual data curian dan membuat pembayaran melalui kejahatan kriminal," kata Samani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement