REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Para peneliti robotika di Singapura baru-baru ini mulai mengembangkan teknologi robot terbaru menggunakan sel otak buatan untuk kemampuan adaptif sebuah robot.
Profesor peneliti dari Badan Ilmu Pengetahuan, Riset dan Teknologi Singapura (A*STAR), Haizhou Li mengatakan dua jenis sel yang diketahui mampu menavigasi otak yang disebut sel 'place' dan 'grid' menunjukkan kemampuan robot kecil beroda menemukan sendiri jalan di sekitarnya.
"Sel-sel jaringan buatan ini bisa memberikan kemampuan sistem adaptif, pemetaan dan navigasi yang kuat," tulis Li dilansir dari Mashabale Asia, Senin (19/10).
Capaian Li ini dinilai penting karena menunjukkan kemungkinan manusia memiliki mesin peniru yang aktivitas yang aktivitasnya bisa lebih kompleks di otak. Pakar Robot kini semakin menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk melatih robot melakukan tugas sehari-hari. Diantaranya seperti pengenalan obyek dan menggenggam.
Para peneliti Singapura menguji sebuah robot yang gerakkan secara otomatis dalam ruang kantor berukuran 35 meter persegi. Robot itu bergerak di sekitar ruang kantor, robot ini mampu memverifikasi dengan cara yang membandingkan rekan-rekan biologis mereka.
Li berharap bahwa pekerjaan bisa membantu ahli saraf memahami fungsi dari sistem navigasi otak. "Ini akan memberikan solusi untuk memprediksi kegiatan saraf menggunakan mobile robot sebelum melakukan pada tikus percobaan," ter