REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jangan meremehkan keluarga miskin atau keluarga tak mampu di Indonesia. Jumlah keluarga miskin di Indonesia mencapai puluhan juta, namun mayoritas dari mereka memiliki ponsel.
Data menarik ini diungkapkan Sekretaris Eksekutif TNP2K, Bambang Widianto. '' Diperkirakan 60 sampai 70 persen keluarga miskin memiliki ponsel. Sekalipun ponselnya sederhana sekali hanya bisa untuk menelepon dan SMS,'' kata Bambang.
Di sisi lain, sebagian besar rumah tangga miskin tak memiliki rekening di bank.
Banyaknya rumah tangga miskin yang memiliki ponsel, namun tidak memiliki rekening bank, mendorong TNP2K menggandeng operator untuk mendistribusikan bantuan pemerintah.
TNP2K akan memanfaatkan layanan mobile wallet operator telekomunikasi, seperti layanan TCash untuk mentrasfer bantuan. Bantuan yang masuk bisa diambil atau dibelanjakan penerima cukup dengan ponsel. Mereka bisa menarik uang di gerai yang ditunjuk.
Untuk transfer dana bantuan, TNP2K menggandeng Telkomsel. Dengan melibatkan Telkomsel diharapkan proses distribusi bantuan pemerintah sampai lebih cepat dan tepat sasaran.
Bambang mengungkapkan bahwa jaringan Telkomsel sangat luas. ''Jaringan yang luas akan sangat membantu mereka yang tinggal di pelosok-pelosok, '' kata Bambang.
Mereka yang tinggal dipelosok tak perlu khawatir mengalami kesulitan untuk menarik uang atau membelanjakan uangnya. Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah menyatakan akan melibatkan mitra penjual kartu perdana dan pulsa dalam program ini. ''Jumlahnya banyak dan tersebar hingga pelosok, '' cerita Ririek.
Saat ini TNP2K tengah melakukan ujicoba distribusi bantuan melalui TCash di tiga kota yakni Jakarta, Semarang dan Cirebon. Ujicoba akan diterapkan pada 20.000 rumah tangga tidak mampu penerima bantuan dari pemerintah.
TCash sendiri telah dikembangkan sejak tahun 2007. Pengguna layanan ini diperkirakan mencapai 20 juta. Layanan TCash Telkomsel terbaru didukung teknologi near field communications.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
