REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Atase Ilmu Pengetahuan Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di Wina, Syahril, menjelaskan bahwa teknologi nuklir di Indonesia tidak terbatas sebagai pembangkit listrik.
Kepada Antara London, Syahril mengatakan hasil teknologi nuklir Indonesia tersebut juga dinikmati para pelaku bisnis, khususnya industri pertanian, pangan, kesehatan, dan manufaktur.
Penggunaan iptek nuklir di bidang pertanian melalui pemuliaan tanaman memungkinkan petani untuk mendapatkan varietas unggul padi, kedelai dan gandum dengan tingkat produktivitas yang jauh lebih tinggi dan tahan hama.
Ia berharap penggunaan varietas unggul tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas produksi nasional sekaligus menekan tingkat ketergantungan pada impor pangan.
PTRI Wina sebelumnya meluncurkan Regional Capacity Building Initiative (RCBI) untuk mendukung pengembangan kapasitas iptek nuklir negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Melalui skema RCBI, Indonesia memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk belajar langsung dari pakar-pakar nuklir Indonesia.
Program pelatihan didesain secara terstruktur dan sistematis dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik masing-masing negara peserta. Dalam pelatihan ini, peserta akan diberikan sertifikat kompetensi yang terakreditasi. BATAN akan menyediakan fasilitas riset dan pelatihan di pusat-pusat riset milik badan tersebut.