REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sejauh ini masih menuai prokontra. Lalu, apa pendapat Presiden RI ke-3 BJ Habibie yang juga pernah menjabat menristek selama hampir 20 tahun?
"Nuklir sudah tepat untuk listrik,'' kata Habibie seperti dikutip dari kantor berita Antara. ''Saya rasa tidak ada masalah."
Usai mengadakan pertemuan dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di Jakarta pada Mei lalu, Habibie juga mengatakan teknologi PLTN sudah tepat digunakan untuk Indonesia pada saat ini untuk kebutuhan pasokan listik di daerah dan bisa lebih hemat anggaran.
Ia menjelaskan, yang dibutuhkan dari nuklir adalah listriknya. Jadi seharusnya masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keamanannya. "Sudah banyak negara maju menggunakan PLTN dan hingga saat ini tidak ada masalah," ujarnya.
Habibie berpendapat jika menggunakan tenaga nuklir bisa menghemat anggaran dan aliran listriknya bisa dimaksimalkan pada teknologi transportasi. "Nuklir bisa jadi lebih hemat, karena dayanya kuat, asalkan yang mengolah keamanan serta prosesnya adalah masyarakat Indonesia sendiri, sisanya tinggal diawasi secara kuat," katanya.
"Kita punya Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) dan ini harus dikembangkan lagi potensinya untuk kebaikan masyarakat," kata Habibie.