Selasa 06 Oct 2015 14:18 WIB

Reaktor Nuklir Rawan Kena Serangan Siber

Pekerja membangun dinding pendingin PLTN Fukushima Daiichi yang rusak akibat terjangan tsunami di Okuma, Prefektur Fukushima, Tokyo, Jepang, Juli 2014.
Foto: EPA/Kimimasa Mayama
Pekerja membangun dinding pendingin PLTN Fukushima Daiichi yang rusak akibat terjangan tsunami di Okuma, Prefektur Fukushima, Tokyo, Jepang, Juli 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dinilai belum siap menghadapi serangan siber, Sebuah laporan Chatham House mengatakan kekacauan keamanan PLTN skala kecil bahkan mampu menghancurkan keamanan dari PLTN.

Dilansir dari laman Daily Mail, laporan itu mengatakan ilmuwan belum mengantisipasi serangan dari dunia maya. Banyak yang percaya bahwa sistem komputer di PLTN terisolasi dari internet sehingga kebal dari serangan siber.

Studi ini mengklaim bahwa infrastrukrur nuklir sipil di sebagian besar negara tidak siap menghadapi serangan siber. Padahal, jika serangan siber ini merusak sistem IT, PLTN bisa melepaskan radiasi yang mematikan di daerah setempat. Hal ini bercermin pada kejadian yang dialami oleh reaktor Fukushima Daichi di Jepang pada tahun 2011 lalu. Hampir 16 ribu orang kehilangan nyawa akibat peristiwa tersebut. Reaktor ini sempat mengalami gangguan karena tsunami.

Laporan tersebut dirangkum dari wawancara bersama 30 pejabat nuklir senior di Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, Ukraina dan AS. Laporan ini menekankan kurangnya protokol kemanan dalam dalam pembangkit nuklir di seluruh dunia. Kurangnya perangkat keamanan juga terlihat dari password yang sangat standar seperti 1234 yang ditemukan dalam sistem yang mengontrol pembangkit nuklir tersebut.

"Keamanan cyber masih baru bagi banyak orang di industri nuklir," ujar Caroline Baylon, penulis laporan tersebut kepada Financial Times.

Menurut Baylon, orang-orang pernah sangat memperhatikan keselamatan sejak peristiwa nahas 9/11 lalu. Mereka sangat fokus pada keamanan fisik, namun belum masuk pada keamanan siber tataran dunia maya. Padahal, infrastruktur energi merupakan target utama dari para hacker. Kepala NSA Michael Rogers mengatakan serangan siber mampu menyebabkan kegagalan jaringan istrik atau sistem air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement