REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan data internet terus meningkat dari tahun ke tahun. Perusahaan IT dan ilmuwan terus berupaya mencari cara untuk memenuhi kebutuhan data di masa depan. Dilansir dari laman ScienceAlert, berdasarkan sebuah laporan 'Mobile Internet from Heaven', Samsung mempredisksi pada 2028, lima miliar pengguna internet akan menghabiskan satu zettabyte kuota data per bulan. Besaran ini berkali-kali lipat dibandingkan kebutuhan data sekarang.
Sebagai gambaran, satu zettabyte setara dengan 1.000 eksabita atau satu miliar terabita. Sedangkan, satu terabita setara dengan 1.000 gigabita. Pavlos Manousiadis, Graham Turnbyll, dan Ifor Samuel, profesor bidang polimer dan fisika di University of St Andreas memiliki ide untuk memenuhi kebutuhan data internet di masa depan.
Mereka menulis artikel di The Conversation mengenai potensi penggunaan gelombang cahaya sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan data internet. Menurut mereka, bukan tidak mungkin bola lampu akan menjadi sumber 'pemancar' untuk internet. Jika internet sekarang dipancarkan melalui wifi, di masa depan internet bisa disediakan melalui lifi.
Ide itu berawal dari penggunaan tungsten pada bola lampu yang digunakan dalam industri lampu LED. Penggunaan tungsten bisa membuat lampu 30 kali lebih awat. Rupanya, penggunaan tungsten ini tidak terbatas pada penggunaan lampu, tapi juga pada penggunaan wifi, jaringan nirkabel untuk internet. Setelah wifi digunakan bertahun-tahun, mereka memunculkan istilah lifi.
Wifi digunakan dengan spektrum frekuensi radio dan gelombang mikro. Dengan pertumbuhan yang berlipat-lipat dari perangkat mobile kapasitas wifi diprediksi tidak akan mencukupi kebutuhan data. Pada 2019, menurut mereka, akan ada lebih dari 10 miliar perangkat mobile yang digunakan. Mereka akan bertukar data lebih dari 35 quintillo (10 pangkat 18) bita informasi setiap bulan. Hal ini tidak memungkinkan teknologi niknabel yang ada karena kemacetan frekuensi dan gangguan elektromagnetk.
Prinsip komunikasi mendasar adalah bagaimana transfer data dengan ketersediaan bandwitdh yang ada. Spektrum frekuensi radio ini dirasa tidak cukup lagi melayani kebutuhan data yang ada. Jadi, lifi memiliki potensi untuk menggantikan frekuensi radio dan gelombang mikro wifi. Sebab, frekuensi radio pada spektrum elektromagnetik saat ini sudah sesak.
Sementara, spektrum cahaya memiliki kapasitas yang besar dan tidak terpakai untuk komuniasi. Cahaya dari LED bisa digunakan untuk merekayasa transfer data. Tidak seperti pemancar wifi, lifi menawarkan penggunaan yang sangat efisien. Secara teori, menurut mereka, komunikasi melalui gelombang cahaya tampak secara instrinsik aman.
Sebuah keuntungan lebih lanjut dari lifi adalah bahwa hal itu dapat menggunakan jaringan listrik yang ada sebagai pencahayaan LED sehingga tidak ada infrastruktur baru diperlukan. Beberapa perusahaan sudah menawarkan produk untuk komunikasi cahaya tampak. "Di masa depan, lampu bisa menyala lebih dari sekadar pencahayaan," tulis mereka.