REPUBLIKA.CO.ID, ANDHRA PRADESH -- India meluncurkan roket dari Satish Dhawan Space Centre di Sriharikota, Andhra Pradesh, Senin (28/9). Roket tersebut membawa beberapa satelit diantaranya satelit milik Indonesia yang bernama LAPAN A2/Orari.
Roket bertitel PSLV-C30 itu diluncurkan oleh Indian Space Research Organisation (ISRO) pada pukul 10 pagi waktu setempat. India sendiri meluncurkan satelit astronominya yang diberi ngaran ASTROSAT.
Dikutip dari NASASpaceflight, ASTROSAT adalah pesawat luar angkasa India pertama yang dibuat untuk tujuan penelitian astronomi. India sebelumnya pernah meluncurkan satelit dengan banyak tujuan pembuatan, salah satunya mempelajari astronomi, yaitu Aryabhata.
Aryabhata diluncurkan 40 tahun lalu. ASTROSAT dibuat khusus untuk mendalami astronomi. Pengembangannya dimulai pada 2004. Satelit ini membawa lima instrumen untuk melakukan observasi optis menggunakan panjang gelombang antara ultraviolet dan x-ray.
ASTROSAT didesain untuk melakukan misi selama lima tahun dalam lima misi objektif. Peluncuran ini bertujuan membantu ilmuwan mengembangkan pemahaman terkait proses fisik energi pada sistem binari bintang dan lubang hitam.
Ini akan membawa pada pemahaman properti magnetis yang dihasilkan oleh neutron bintang. Selain ASTROSAT dan LAPAN A2/Orari, PSLV juga membawa exactView-9 milik Kanada dan empat satelt Lemur-2 mlik Spire Global Amerika Serikat.
Tujuan seragam dari semua satelit ini adalah pengintaian maritim masing-masing negara. Masing-masing membawa Automatic Identification System (AIS) untuk mengoleksi dan melacak data, juga mengenali sinyal dari kapal-kapal di laut.
Empat Lemur-2 diberinama Joel, Peter, Jeroen dan Chris adalah bagian pertama dari konstelasi yang bertujuan mengurusi keselamatan bantuan maritim. Keempatnya mengandalkan sinyal AIS dan mengoleksi data meteorologi.
Masing-masing satelit terdiri dari tiga unit CubeSat dengan berat sekitar 4 kg, membawa muatan bernama SENSE dan STRATOS. SENSE adalah penerima AIS sementara STRATOS memonitor sinyal dari GPS ketika melewati atmosfre bumi. Spire Global sebelumnya meluncurkan prototipe Lemur-1 bulan Juni lalu.
ExactView-9 memiliki berat 5,5 kg berisi nanosatelit. Satelit ini dikembangkan oleh Aerospace Studies (UTIAS), University of Toronto. UTIAS membuat satelit dan merancang layanan peluncuran dengan ISRO dibawah program Nanosatellite Launch Services (NLS).
Sementara satelit milik Indonesia, selain membawa AIS juga membawa peralatan radio dan kamera amatir untuk mengobservasi Bumi. Sebelumnya, Indonesia pernah meluncurkan LAPAN-Tubsat atau LAPAN A1 yang beroperasi sejak 2007 hingga 2013.
Sejumlah pejabat LAPAN menyaksikan peluncuran satelit Orari di Sriharikota. Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh mengaku bangga atas peluncuran hari ini. "Kemampuan India dalam peluncuran ke luar angkasa kini diakui dunia," kata dia.
Menurutnya, peluncuran satelit LAPAN melalui PSLV-C30 menunjukan kepercayaan Indonesia pada pembawa satelit milik India. Hal ini, tambahnya berkontribusi pada semakin eratnya kerjasama ISRO dan LAPAN dalam bidang luar angkasa dan semangat kerjasama Asia.