REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Kepala Universitas Riset Nuklir Rusia MEPhI, Tikhomirov Genagy, mengatakan baru sedikit mahasiswa asal Indonesia yang belajar mengenai nuklir di universitas tersebut. Genagy mengatakan baru ada satu mahasiswa Indonesia yang belajar di universitas ini.
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Djarot S Wisnubroto, mengaku di Tanah Air sendiri program studi Teknik Nuklir kurang diminati.
''Mungkin karena masa depan nuklir belum menemukan titik cerah,'' kata Djarot seperti dikutip dari Antara. Bahkan setelah 1998, kata Djarot, Teknik Nuklir di Universitas Gadjah Mada masuk ke dalam Teknik Fisika, bukan berdiri sendiri.
Djarot sendiri menyayangkan sedikitnya mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan nuklir di Moskow, Rusia. Padahal, banyak mahasiswa asing belajar di kampus tersebut.
Salah satunya seorang mahasiswi asal Palestina, Abeer Abudan, yang mengaku sangat bangga bisa kuliah di universitas tersebut. "Ini merupakan tahun pertama saya kuliah di universitas ini dan mengambil program studi keamanan informasi," ujar Abudan.
Abudan yang mengenakan jilbab tersebut menambahkan awalnya dia cemas untuk mengambil studi pascasarjananya di universitas itu, karena dia seorang Muslim. "Alhamdulillah, apa yang saya takutkan tidak terjadi. Universitas ini menyambut siapa saja dengan tangan terbuka," kata Abudan.