REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Petani di wilayah Bantul, Yogyakarta, sudah mulai merasakan manfaat dari penggunaan varietas benih padi unggul Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Didukung dengan pemakaian pupuk organik, varietas benih unggul Batan ternyata membawa hasil yang lebih baik.
''Persemaian tanaman menjadi lebih kuat dan usia tanaman bisa lebih pendek,'' kata Sumarjan, Ketua Kelompok Tani Sedyo Makmur, seusai panen padi varietas Batan di Desa Argorejo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Selasa (22/9).
Seperti dikutip dari situs resmi Batan, ada empat jenis varietas Batan yang ditanam di lokasi yang berdekatan dengan Sentral Jamur Merang tersebut. Keempat varietas itu yaitu padi Mugibat, Bestari, Sidenuk, dan Sulutan Unsrat 2. Dengan menggunakan pupuk organik yang dibuat dari cacing tanah, ternyata usia tanaman padi bisa lebih pendek antara 5-10 hari.
Kegiatan demfarm di lahan seluas 2 hektar tersebut merupakan bagian dari kegiatan Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir (PHLIN) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil panen dari keempat varietas padi Batan ternyata juga di atas rata-rata produksi padi di daerah Yogyakarta.
Berdasarkan hasil ubinan, produksi padi Mugibat mencapai 11,20 ton/ha Gabah Kering Panen (GKP), Bestari 9,92 ton/ha GKP, Sidenuk 11,44 ton/ha GKP, dan Sulutan Unsrat 2 sebesar 9,44 ton/ha GKP.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Ir. Sasongko, MSi. menyambut baik pelaksanaan demfarm empat varietas padi hasil litbang Batan. Menurutnya, varietas padi yang diharapkan oleh para petani adalah yang produktivitasnya tinggi, rasanya enak (pulen), umur pendek dan tahan terhadap hama penyakit.
''Penggunaan varietas padi Batan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas padi di daerah Yogyakarta dalam rangka mendukung program ketahanan pangan,'' kata Sasongko.