REPUBLIKA.CO.ID, LEGIAN KUTA -- Pemerintah mendukung penuh upaya pengamanan siber nasional menggunakan pendekatan teori chaos yang memberikan solusi keamanan lebih tinggi dan efisien dalam penggunaan sumberdaya.
“Kami dukung penuh riset dan pengembangan teori chaos di bidang kriptografi dan uji kerentanan keamanan siber,” kata Bambang Heru Tjahjono Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (23/9) di konferensi CodeBali.
Konferensi CodeBali di Legian menghadirkan sejumlah ilmuwan untuk membahas penggunaan teori chaos khususnya untuk aplikasi di bidang keamanan siber. Berbagai riset teori chaos mulai diterapkan untuk mencari solusi di bidang kriptografi dan uji kerentanan siber.
Momen ini juga digunakan untuk peluncuran sebuah paltform koneksi nirkabel yang “secure” yang dapat digunakan akademisi, industri dan organisasi pemerintah yang dapat terhubung dengan internet, koneksi antar kendaraan bahkan teknologi konektivitas 5G.
Platform tersebut menggunakan teknologi Chaos-CDMA (C2 Alliance) yang dapat menyediakan koneksi yang aman dengan spektrum tinggi. Teknologi ini dapat digunakan lebih dari seribu pengguna secara simultan dalam lingkungan nirkabel. Jadi banyak aplikasi dan standardisasi yang dapat bekerja secara bersamaan.
Pada kesempatan ini juga diresmikan kerjasama antara ID-SIRTII (Indonesian – Security Insidence Response Teams On Internet Infrastructure/Coordination) dan Universitas Kyoto untuk melakukan riset menggunakan pendekatan teori Chaos di bidang kriptografi dan uji kerentanan siber.
“Teori chaos lebih dekat ke alam. Kita manusia harus bisa membaca tanda-tanda acak yang ada di sekeliling kita. Itulah mengapa kita adakan di Bali yang merupakan destinasi turis dunia untuk kembali melihat keindahan dan keanekaragaman alam,” kata Rudi Lumanto Ketua ID-SIRTII.
Dalam konferensi CodeBali juga hadir Warsito Purwo Taruno yang memaparkan penggunaan pendekatan teori chaos dalam mendeteksi dan mengobati penyakit kanker dengan menggunakan gelombang elektromagnetik tingkat rendah. Pengalaman Warsito menjadi panduan para ilmuwan di bidang sekuriti siber sebelum mengadakan simposium dan tukar pengalaman dalam even CodeBali.