REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kejahatan di dunia cyber meningkat cukup tajam setiap tahunnya dan merupakan tantangan yang harus segera diatasi. Berdasarkan data riset beberapa vendor teknologi, Indonesia termasuk ke dalam negara dengan trafik kejahatan cyber yang masif dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Q2 Technologies yang merupakan anak perusahaan PT Anabatic Technologies Tbk, pun melihat saat ini IT sebagai enabler hampir di semua industri dan tren IT menuju konsep Cloud dankonsolidasi. Lebih jauh, saat ini tingkat cyber attack atau cyber crime meningkat cukup tajam.
Walaupun perusahaan sudah melengkapi diri dengan perangkat-perangkat security yang tersedia di pasar, hanya saja tidak cukup. Diperlukan adanya suatu sistem yang dapat melihat secara holistic dan mengkorelasikan semua kejadian di perangkat-perangkat tersebut.
Melihat kondisi yang miris ini, Q2 bekerja sama dengan IBM hadir menjawab pertanyaan dan tantangan dengan menghadirkan Security Operation Centre (SOC). SOC milik Q2 diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Antara di Graha Anabatic, Senin (14/9/2015). Q2 menawarkan solusi bagi customer untuk bisa tetap merasa aman dalam berbisnis dan tetap fokus dalam pengembangan bisnisnya.
SOC melakukan monitoring security profile dari lingkungan customer secara menyeluruh. Sehingga, customer dapat secara dini mengetahui apabila terjadi serangan baik dari luar, maupun dalam, yang dapat mengganggu bisnis customer. Layanan tambahan seperti vulnerabilityassessment secara rutin, dapat membantu customer untuk mengambil langkah pencegahan terhadap penanggulangan serangan.
SOC Q2 juga menawarkan model managed servicesuntuk perangkat-perangkat security, sehingga customer tidak perlu lagi mengeluarkan biaya secara capital expense, namun secara operational expense, sehingga bebannya lebih ringan.
“Dengan mengetahui lebih dini serangan yang terjadi, diharapkan dampak yang timbul akibat serangan tersebut dapat diminimalisir dan perbaikan dapat dilakukan dengan cepat, sehingga tidak terjadi di kemudian hari,” kata Presiden Direktur Q2 Technologies Sumarto Santosa dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/9).
Presiden Direktur IBM Indonesia Gunawan Susanto menambahkan cyber crime telah menjadi satu wabah dan tidak ada perusahaan yang bisa melawannya sendiri. Menurutnya, sebuah perusahaan harus mengambil pendekatan secara kolektif dan berkolaborasi baik di sektor umum maupun khusus untuk menjaga dari serangan cyber crime.