Kamis 10 Sep 2015 13:13 WIB

Samsung Rambah Sektor Pembayaran Online

Samsung rambah sektor pembayaran online. Ilustrasi
Foto: AP
Samsung rambah sektor pembayaran online. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, -- Samsung pada akhir bulan ini di Amerika Serikat akan meluncurkan Samsung Pay, sebuah teknologi yang memungkinkan pemakai untuk membayar barang-barang hanya dengan menempatkan ponsel mereka di atas atau dekat terminal penjualan.

Sejak peluncurannya 20 Agustus lalu di Korea Selatan, Samsung mengatakan layanan itu melebihi perkiraan internal dengan rata-rata 25.000 pengguna baru dan nilai transaksi lebih dari 620.000 dolar AS per hari.

Produsen ponsel pintar teratas dunia itu mencoba merambah sektor pembayaran seluler, yang menurut analis bernilai 1 triliun dolar AS tahun 2017, sebagai bagian dari inisiatif untuk mengurangi kerugian di pasar saham karena persaingan dengan Apple Inc, Huawei Technologies Co, dan Xiaomi Inc.

Pangsa pasar Samsung untuk ponsel pintar global jatuh ke 21,9 persen bulan April-Juni, dari 26,2 persen setahun sebelumnya.

Wakil Presiden Eksekutif Samsung Rhee In-jong mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa perusahaan itu kemungkinan meluncurkan ponsel-ponsel lapis menengah dan bawah yang dapat menggunakan Samsung Pay tahun depan.

"Cara melindungi daya harga, bahkan untuk telepon di tingkat menengah atau bawah, adalah dengan menawarkan layanan yang tidak bisa didapakan pengguna di tempat lain," ujarnya.

Perusahaan itu berharap layanan baru ini akan memberi nilai tambah dari pesaing dan mendorong pengguna untuk membayar lebih untuk kenyamanan yang ditawarkan.

Namun karena Apple sudah memiliki layanan pembayaran dan yang lainnya seperti Google Inc bersiap meluncurkan Android Pay, beberapa analis mengatakan Samsung relatif terlambat masuk ke sektor ini dan eksosistem perangkat lunaknya yang lebih lemah akan menjadi tantangan.

"Samsung Pay adalah langkah yang diperlukan dalam arah yang benar, tapi tidak menjamin peningkatan penjualan ponsel pintar itu untuk perusahaan," ujar analis Shiv Putcha dari IDC.

sumber : VOA Indonesia

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement