REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Advan belum berencana menaikkan harga jual produknya menyusul terus melemahnya nilai rupiah akibat penguatan dolar AS.
''Belum ada rencana menaikkan harga jual produk. Kita masih bisa bertahan dengan harga yang sekarang,'' kata Direktur Marketing, Advan, Tjandra Lianto di Jakarta, Selasa (1/9).
Tjandra mengungkapkan kenaikan harga jual smartphone atau tablet disebutnya belum menguntungkan pada saat ini. Apalagi daya beli masyarakat mengalami penurunan akibat pelemahan rupiah.
Yang dilakukan Advan adalah mempertahankan harga atau melepas produk yang terjangkau oleh masyarakat dan sesuai dengan daya beli mereka.
Tjandra mengungkapkan bahwa untuk komponen smartphone dan tablet, pihaknya telah meneken kontrak beberapa bulan lalu saat dolar belum setinggi sekarang. ''Kontrak pembelian komponen minimal tiga bulan sebelumnya, karena itu kenaikan dolar sebenarnya bisa disiasati,'' kata Tjandra.
Saat melakukan kontrak Tjandra mengakui bahwa nilai dolar yang menjadi rujukan berkisar Rp 12.000. Ketika dolar menguat sehingga nilainya menjadi Rp 14.000, disebutnya masih bisa diatasi.
Bagaimana bila dolar menembus angka Rp 15.000,- ''Kita akan melakukan berbagai langkah penghematan, utamanya biaya operasi termasuk promosi. Kita akan berusaha maksimal agar harga tidak naik,'' kata Tjandra.
Bagi pabrikan, fluktuasi nilai mata uang memamg merepotkan. '' Yang kami harapkan adalah nilai yang relatif stabil, agar bisa menjadi rujukan kami dalam membuat perencanaan. Kalau fluktuatif yaa repot juga,'' kata Tjandra.