Jumat 28 Aug 2015 14:44 WIB

Ada Serangan Ransomware tak Perlu Cemas, Mudah Diatasi Kok

Ransomware
Ransomware

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Semakin meluasnya perangkat terhubung, seperti wearable computer dan Internet of Things (IoT), ransomware berada di puncak evolusi.

Suatu penelitian terbaru Symantec mengungkapkan tidak akan sulit bagi ransomware generasi terkini untuk membuat perpindahan dari telepon genggam perangkat wearable seperti smartwatch.

Malware Ransomware sebenarnya bukan hal yang baru. Bila dirunut ke belakang, sekitar 26 tahun lalu kasus ini telah ditemukan. Riset Symantec mengungkapkan bahwa kasus ransomware pertama yang didokumentasikan adalah AIDS Trojan dari tahun 1989.

Pada kasus ini,ancaman melalui email pada disket 5¼", file rahasia pada komputer dan kemudian meminta pengguna untuk membayar agar file tersebut dapat terbuka.

Di samping AIDS Trojan sebagai ransomware pertama, sebenarnya misleading applications dan produk antivirus terbaru palsu (AV palsu) yang benar-benar menggebrak tren dunia digital yang ada saat ini. Seperti ransomware, pemalsuan misleading applications dan AV palsu telah dirancang untuk menghasilkan tipuan pendapatan dari pengguna.

Misleading apps menjadi hal umum pada tahun 2005. Aplikasi menghadirkan masalah komputer palsu kepada korban dan meminta mereka membayar untuk mendapatkan lisensi software untuk memperbaikinya. AV palsu memperoleh popularitas antara tahun 2008 dan 2009, berkembang dari taktik misleading apps.

Modus ini mencoba untuk meyakinkan pengguna komputer bahwa komputer mereka aterinfeksi dengan malware dan memaksa mereka untuk membayar lisensi software tipuan.

Pada sekitar 2011 dan 2012, penyerang berpindah ke ransomware sebagai cybercrime pilihan mereka. Penyerang memulai dengan kampanye locker ransomware, yang mengunci komputer dari penggunaan dan permintaan pembayaran untuk membukanya. Dari tahun 2013, mereka pindah ke crypto ransomware, yang mengenkripsi file-file penting di komputer dan meminta pembayaran untuk membukanya.

Locker ransomware dan crypto ransomware menggunakan teknik yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama,  yakni memaksa korban membayar untuk mengembalikan akses ke sesuatu yang mereka telah punyai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement