REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengusulkan agar pemerintah segera mencanangkan go nuclear tahun ini. Dengan begitu rekomendasi Kementrian ESDM untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia pada 2024 mendatang bisa terealisasi.
Kepala BATAN Djarot S Wisnubroto mengatakan, Kementrian ESDM telah memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk pembangunan PLTN di 2024. Adahal pembangunan PLTN itu membutuhkan waktu tujuh hingga 10 tahun.
"Hitung-hitungannya akan pas jika pemerintah mencanangkan go nuclear tahun ini," ujarnya, usai menghadiri wisuda sarjana STTN BATAN di Yogyakarta, Rabu (25/8).
STTN BATAN melakukan wisuda terhadap 77 sarjana, meliputi 21 lulusan prodi Teknokimia Nuklir, 29 prodi Elektronika Instrumentasi, dan 27 lulusan prodi Elektromekanik.
Diakuinya, pembangunan PLTN membutuhkan waktu lama karena dibutuhkan kehati-hatian terutama terkait faktor keamanan.
Dia mencontohkan untuk melakukan survei dan menentukan tapak pembangunan PLTN pihaknya membutuhkan wahtu tiga tahun. Pihaknya harus mengukur aktivitas kegempaan dan bencana lain disekitar tapak agar dijamin keamanannya.
Menurutnya, jika PLTN tersebut bisa didirikan di Bangka-Belitung maka bisa memberikan pasokan listrik sebesar 5.000 MW.
Sementara itu Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Jazi Eko Istianto, mengatakan ijin untuk pembangunan PLTN normalnya 17 tahun. "Untuk studi tapak di Babel itu Bapeten mengeluarkan ijin hingga delapan tahun. Terserah Batan akan memerlukan berapa tahun (pembangunanya)," katanya.