REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Raksasa elektronik asal Korea Selatan, Samsung, buka-bukaan soal strategi perusahaan mempertahankan loyalitas konsumen. Menariknya, strategi disiapkan setelah market share Samsum pada kuartal kedua disalip Apple.
Memang tidak mudah bagi Samsung mempertahankan market sharenya, apalagi pada segmen ponsel pintar kehadiran kompetitor asal Cina tak bisa dipandang sebelah mata. Xiami sukses menggerus raihan Samsung. Jadi wajar, Samsung mulai menerapkan berbagai strategi agar produknya tak ditinggalkan konsumen.
Dikutip dari laman asiaone.com, Samsung akhirnya memangkas harga smartphone seri S6. Perusahaan ini mulai beralih fokus ke Galaxy Note. Samsung membuat sejumlah perubahan pada gadget yang akan diluncurkan selanjutnya. Di antaranya menyematkan prosesor yang lebih cepat pada Galaxy Note 5 dan melebarkan ukuran layar pada seri S6. Layar smartphone yang tadinya berukuran 5,1 inci akan diperlebar menjadi 5,7 inci.
Dua produk terbaru itu ditopang teknologi chip Samsung Exynos. Perusahaan menaruh harapan besar pada Galaxy Note. "Setiap versi baru selalu lebih populer ketimbang versi pendahulunya," kata Wakil Presiden Bidang Strategi Produk dan Pemasaran Samsung Electronics America Justin Denison akhir pekan ini.
Baik Galaxy Note 5 maupun Samsung S6 mulai dijual di AS dan Kanada pada 21 Agustus mendatang. Walau demikian pengamat menilai modifikasi yang diterapkan Samsung belum tentu dapat mengerek market share Samsung di segmen smartphone.
Pemimpin redaksi Lab-Review Jonathan Roubini menganggap tidak banyak perubahan signifikan yang terjadi pada dua gadget tersebut. "Suatu hal yang berat bagi Samsung untuk memenangkan kompetisi dengan Apple," katanya.
Roubini menyatakan para pengguna android merasa tidak puas. "Handphone android memang terlihat keren, tetapi anda tidak bisa mengganti baterai dan menambahkan memori," jelasnya.