Ahad 02 Aug 2015 21:00 WIB

Studi Terbaru Kaitkan Ponsel dengan Alzheimer dan Kanker

Warga melintas di depan telepon umum koin di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (13/10).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Warga melintas di depan telepon umum koin di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (13/10).(Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru mengaitkan pengaruh telepon genggam dan dampak seriusnya pada kesehatan manusia.

Menurut para peneliti, seperti dilansir dari DailyMail, radiasi dari perangkat nirkabel seperti telepon dan tablet dapat dihubungkan pada sejumlah risiko kesehatan. Di antaranya, kanker hingga penyakit otak seperti Alzheimer dan Parkinson

Peneliti mengklaim hal ini disebabkan karena radiasi menyebabkan sebuah "ketidakseimbangan atau stres oksidatif di dalam tubuh". Stres oksidatif adalah proses perusakan yang diperkirakan berkaitan erat dengan penyakit degeneratif.

Studi terbaru tersebut adalah sebuah tinjauan dari data eksperimental terhadap efek dari frekeuensi radio pada sel hidup. Pada dasarnya, bagaimana telepon genggam dapat merusak DNA seseorang.

Salah satu peneliti, Dr Igor Yakymenko dari Akademi Nasional Ilmu Pengetahuan Ukraina, mengklaim bahwa stres oksidatif akibat paparan frekuensi radio dapat menjelaskan hubungan antara perangkat nirkabel dan kanker.

Setelah paparan dalam jangka panjang, hal itu juga dikaitkan dengan gangguan kesehatan minor seperti sakit kepala, kelelahan dan iritasi kulit.

Argumen Dr Igor berdasarkan spesies yang reaktif terhadap oksigen-molekul mengandung oksigen yang secara kimiawi reaktif. Mereka melakukan peran penting dalam sinyal sel dan mengendalikan kondisi internal seperti temperatur.

Saat tingkat spesies reaktif oksigen meningkat secara dramatis, hal ini dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur sel-yang disebut stres oksidatif.

Jika spesies reaktif oksigen sering diproduksi di dalam sel karena lingkungan yang agresif, mereka juga bisa terprovokasi oleh radiasi nirkabel biasa.

"Data tersebut merupakan pertanda jelas dari risiko nyata dari radiasi semacam itu pada kesehatan manusia," kata Dr Igor kepada New York Daily News, dikutip DailyMail.

Dia mengatakan hanya menggunakan HP selama 20 menit saja sehari selama lima tahun dapat meningkatkan risiko sejenis tumor otak tiga kali lipat. Sementara, menggunakan HP selama satu jam dalam kurun waktu empat tahun meningkatkan risiko beberapa tumor tiga hingga lima kali.

"Data kami dapat dari orang dewasa yang menggunakan HP paling banyak hingga 10 tahun pada masa dewasa. Situasinya bisa berbeda secara dramatis dari anak-anak yang menggunakan HP di masa kanak-kanak, saat biologis mereka masih sangat sensitif terhadap faktor berbahaya, dan akan menggunakan itu selama hidupnya," kata dia.

Igor mengakui risiko terjadi kanker otak memang masih rendah. Namun, dia mendesak dibutuhkannya antisipasi  karena beberapa implikasi kesehatan ada yang baru akan muncul berpuluh-puluh tahun kemudian.

Sebagai hasilnya, Dr Igor dan rekan-rekannya menyerukkan pendekatan pencegahan seperti mengurangi penggunaan HP dan menggunakan hands free untuk menjauhkan frekuensi dari area kepala.

Studi yang dipublikasikan di jurnal Electromagnetic Biology & Medicine ini adalah yang terbaru atas eksplorasi yang berlangsung lama dari pengaruh ponsel pada kesehatan.

Studi ini merupakan kolaborasi dari para ilmuwan di Universitas Indiana, universitas Finlandia Timur dan Universitas Campinas di Brazil.

Lebih dari 15 tahun, kebanyakan dari investigasi terkait pernaruh ponsel pada gangguan kesehatan serius belum bisa menghadirkan hasil yang meyakinkan. Tapi,  beberapa telah menemukan sebuah kaitan antara sejenis tumor otak yang disebut glioma dan penggunaan HP yang lama dan intensif. Pernyataan yang terbaru adalah frekuensi radio (RFR) atau radiasi microwave memiliki dampak karsinogenik.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement