REPUBLIKA.CO.ID, TONGLU -- Cheng Yonghao, salah satu anggota Alibaba Group membuka toko online di daerah pedesaan di Provinsi Henan Tengah. Adanya toko online membantu orang-orang desa untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Saya tak memiliki mimpi besar. Saya hanya ingin hidup di pedesaan dan membantu orang-orang desa agar bisa hidup seperti kualitas yang dimiliki orang-orang kota," kata Cheng dilansir Reuters, Kamis, (30/7).
Anggota Alibaba Group lainnya, Xing Guanjie mengatakan, untuk membuat toko online di bawah Group Alibaba harus mengikuti training terlebih dahulu sebab mereka harus mampu membantu para pembeli online dari pedesaan. Kebanyakan orang yang buka toko online merupakan orang muda, berpendidikan, dan familiar dengan website seperti Taobao.
"Orang yang mau jadi patner Alibaba Group harus ikut ujian tertulis, ujian komputer, dan wawancara. Training juga dilakukan selama dua sampai tiga hari," ujarnya.
Para pembeli produk toko online kebanyakan sudah tua, miskin, dan tak menguasai teknologi. Makanya mereka harus dipandu dengan baik.
Yuzhao, yang juga anggota Alibaba Group mengatakan, kebanyakan orang-orang desa hanya ingin membeli barang-barang yang harganya murah. Mereka takut kalau beli barang mahal ternyata barang tidak dikirim atau tidak sebagus kalau beli di toko.
Ia menyebutkan orderan yang masuk di toko online yang dikelolanya antara lain, sepeda anak kecil, pakaian dalam, paket data telepon, sarung tangan, dan tenda.
Sementara itu seorang pelanggan produk toko online, Shen Zhixiang mengatakan, orang-orang desa biasanya memesan barang secara online usai pulang kerja. "Saya juga sering membeli makanan anjing, jagung, tepung, nasi, pakaian, dan sepatu secara online."
Alibaba Group saat ini berencana akan membuat 100.000 servis center di pedesaan untuk melayani orang-orang desa yang ingin membeli barang secara online.