REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tarif layanan telepon diperkirakan akan mengalami penurunan mulai tahun 2016, menyusul diberlakukannya skema tarif interkoneksi yang baru.
''Masih dilakukan kajian terhadap tarif interkoneksi yang baru. Kajian diharapkan bisa segera dituntaskan,'' kata Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, usai halal bihalal komunitas telekomunikasi dengan media di Jakarta, Rabu malam (29/7).
Rudiantara menyatakan bahwa tarif interkoneksi diperkirakan akan mengalami penurunan. Sehingga tarif layanan telepon ada kecenderungan mengalami penurunan. ''Kebijakan baru akan diterapkan mulai tahun depan. Tarif telepon sangat dimungkinkan turun,'' papar Rudiantara.
Bagaimana dengan tarif layanan data, apakah juga mengalami penurunan, tetap atau justru mengalami peningkatan. Ihwal tarif untuk layanan data, masih dilakukan pengkajian. Operator juga diminta melakukan pengkajian soal tarif layanan data ini.
Rudiantara mengungkapkan perlu pengembangan model bisnis baru yang mampu menjaga keberlangsungan operator itu sendiri. ''Pemerintah ingin suatu bussines model yang sustainable bagi operator,'' kata Rudiantara.
Pengembangan model bisnis yang baru diharapkan mampu menjaga keberlangsungan bisnis operator di satu sisi dan melahirkan tarif yang affordable bagi pelanggan telekomunikasi di sisi yang lain.
Pada pengembangan model bisnis baru itu bisa diimplentasikan berbagai model kerjasama antar operator sendiri.Misalnya agar kapasitas tetap terjaga dan coverage bisa diperluas, antar operator bisa melakukan sharing infrastruktur.
Melalui kerja sama itu bisa ditekan biaya-biaya yang harus dikeluarkan operator, sehingga tarif layanan data juga bisa ditekan.
Hal lain yang tengah dikaji saat ini adalah pergeseran penetapan tarif yang merujuk pada pendekatan IP Switch. ''Saat ini orientasi masih pada circuit switch, padahal tren data lebih tepat dengan IP switch. Ini yang harus dilakukan pengkajian,'' katanya.