REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristedikti), Muhammad Nasir mengharapkan, seluruh masyarakat menggunakan produk Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan). Terutama produk yang dihasilkan dari reaktor nuklir Batan.
“Produk-produk hasil reaktor nuklir serupa pangan dan kesehatan memiliki manfaat yang lebih,” ujar Nasir kepada wartawan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Tangerang Selatan, Selasa (7/7).
Nasir menjelaskan, sudah banyak produk yang dihasilkan dari reaktor nuklir. Misal, ujar dia, Methylene Diphosphonate (MDP), obat-obatan untuk menyidik kelainan tulang. Menurutnya, produk ini sudah lolos uji di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melalui PT Kimia Farma.
Untuk produk kesehatan, Nasir menyebutkan EDTMP juga telah diproduksi. Ia berpendapat, produk yang baru dikembangkan Batan ini bisa membantu terapi kanker yang akut. Sejauh ini, kata dia, produk ini masih dalam proses registrasi di BPOM.
Kemudian, kata Menteri Nasir, Batan juga memiliki produk Seed Brakhiterapi. Menurutnya, obat ini mampu membantu menangani penyakit tumor. Misal, tambahnya, penyakit tumor pada prostat maupun payudara. Untuk saat ini, lanjut dia, produk ini masih dalam proses registrasi di BPOM melalui PT Kimia Farma.
Mengetahui banyaknya produk kesehatan yang dihasilkan Batan, Nasir berharap produk-produk ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Terutama, dia melanjutkan, untuk dunia kedokteran.
“Jadi orang-orang kedokteran tidak perlu impor obat,” ungkapnya. Pasalnya, dia menambahkan, produk Batan ini tidak kalah kualitasnya dengan produk luar negeri. Selain itu, terangnya, dana yang dikeluarkan untuk produk kesehatan ini lebih kecil.