Selasa 07 Jul 2015 16:01 WIB

Kenali Gejala-Gejala 'Amnesia Digital'

 Perusahaan internet harus menyimpan data selama dua tahun.
Foto: abc news
Perusahaan internet harus menyimpan data selama dua tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA -- Apakah Anda termasuk yang sangat bergantung pada mesin pencarian seperti Google? Mulai dari mencari informasi seputar kesehatan, kecantikan, pendidikan, hiburan, bahkan urusan percintaan, mesin penelusuran internet itu sering jadi andalan.

Kemampuan Google dan mesin pencari lain menampilkan informasi yang dibutuhkan secara cepat dan tepat memang banyak membantu pengguna menyelesaikan masalah sehari-hari. Namun, tak jarang banyak yang kemudian menjadi sangat bergantung pada mesin pencarian itu.

Belakangan, santer terdengar fenomena “amnesia digital”, yakni sebuah fenomena dimana kita lupa informasi karena telah mengandalkan Google sebagai media yang ampuh untuk menyimpan banyak ‘ingatan’.

Fenomena yang kerap disebut “Google Effect” itu telah diteliti oleh Kaspersky Lab (beroperasi di 200 negara) dengan mensurvei 1.000 responden berusia 16 tahun ke atas.

Dari sampel tersebut, sebanyak 91 persen dari mereka mengaku menggunakan internet dan perangkat digital sebagai "perpanjangan dari otak mereka”. Namun apakah hal itu berdampak buruk bagi kehidupan? Sebelum buru-buru menilai, ada baiknya untuk mengenali tanda-tanda apakah Anda juga terjangkit amnesia digital.

Hasil penelitian tercermin dari jawaban responden mengenai pertanyaan yang diajukan. Ketika ditanya apakah mereka menyimpan semua yang mereka perlu ingat di smartphone, 44 persen dari mereka terutama yang berusia 16-44 tahun menjawab “ya”. Sebanyak 85 persennya pun mengaku kewalahan karena memiliki terlalu banyak alamat email, password, nomor telepon, dan lainnya.

Kemudian ketika ditanya apakah mereka merasa panik jika kehilangan informasi di perangkat mereka, kira-kira sebanyak 48,6 persen wanita yang disurvei mengaku akan merasa sangat sedih jika itu sampai terjadi, sementara 35 persennya akan dicekam rasa panik.

Sementara itu, sekitar 67 persen dari mereka yang disurvei mengingat nomor telepon rumah mereka pada usia 15. Namun saat ini, sebanyak 44,2 persennya tidak lagi ingat dengan nomor saudara mereka, 51,4 persen tidak bisa mengingat nomor teman, dan 70 persen tidak hafal dengan nomor tetangganya. Meski begitu, sebanyak 69,7 persen dari mereka masih mengingat nomor pasangan mereka.

Sedangkan untuk urusan memperoleh informasi, sekitar 45 persen responden berusia 16-24 tahun lebih sering mengandalkan mesin pencarian online daripada mereka yang berusia di atas 55 tahun. Namun 61 persen dari mereka yang disurvei sepakat bahwa tidak perlu untuk mengingat kembali fakta-fakta yang telah mereka temukan secara online tersebut.

Dari hasil penelitian, seluruh responden yang telah disurvei itu mungkin saja mengalami apa yang disebut amnesia digital. Namun seorang dokter dari Institute of Cognitive Neuroscience mengklaim bahwa fenomena itu bukan merupakan hal yang buruk bagi kehidupan.

"Kita tidak mengingat semuanya karena memang tidak menguntungkan kita jika dilakukan," katanya dalam suatu siaran pers, seperti dikutip Fox News.

"Namun melupakan (informasi yang didapat) menjadi tidak membantu ketika kita diharuskan untuk mengingat informasi yang perlu kita ingat,” tambahnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement