REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelemahan rupiah diperkirakan akan berdampak padsa pertumbuhan industri telekomunikasi di tanah air.
''Prediksi kita, industri telekomunikasi hanya akan tumbuh low single digit. Prakiraanya sekitar 3-5 persen,'' kata Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, di Jakarta, Kamis malam (3/7).
Pertumbuhan ini jauh dibawah angka pertumbuhan industri telekomunikasi pada tahun 2014 yang mencapai angka 9 persen. Sekalipun pertumbuhannya sangat kecil Dian menyebut industri telekomunikasi lebih beruntung.
Pelemahan rupiah, yang menyebabnya meroketnya dolar telah memberikan dampak kepada hampir semua industri. Namun industri telekomunikasi disebutnya sangat dibutuhkan publik. Telkomunikasi menjadi semacam kebutuhan pokok.
XL sendiri disebut dian telah melakukan antisipasi terhadap berbagai kemungkinan terburuk dari pelemahan rupiah ini. ''Kita telah membikin semacam simulasi, andaikata dolar sekian apa yang harus dilakukan, kalau naik sekian lagi bagaimana,'' ujar Dian.
Ditanya tentang prediksinya mengenai nilai tukar dolar, apakah akan terus mengalami kenaikan hingga akhir tahun, atau justru terjadi penguatan rupiah. Dian enggan berkomentar. ''Saya kan bukan ekonom,'' kilah Dian sambil tersenyum.
Dian juga enggan memberikan keterangan rinci terkait dampak pelemahan rupiah terhadap kinerja keuangan XL Axiata. ''Masih dihitung, sabar saja saja nanti ada laporannya,'' ujar Dian.
Ia memastikan bahwa sekalipun terjadi pelemahan rupiah, tidak akan dilakuka pengkajian ulang belanja modal. ''Belanja modal tetap Rp 7 triliun. Ini sudah fixed,'' katanya.