REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Amazon.com, peritel online berbasis di AS, telah menerima paten untuk sistem pengiriman terencana mereka yaitu mengirimkan barang dengan menerbangkan drone atau pesawat tanpa awak.
Pada bulan Maret pejabat federal memberikan persetujuan kepada Amazon untuk memulai uji coba teknologi baru ini. Tapi, pelayanan baru ini masih membutuhkan waktu sebelum bisa diaplikasikan.
Menurut aplikasi paten yang dipublikasikan oleh Kantor Paten AS, Amazon berencana menggunakan Global Positioning System, atau GPS, tidak hanya untuk pengiriman ke rumah di seluruh AS, tapi langsung ke pembeli di manapun mereka berada.
Berfokus pada lokasi gadget mobile milik konsumen, biasanya smartphone, drone tersebut bisa menghindari makhluk hidup dan benda mati yang menghambat, mengidentifikasi lokasi yang aman untuk pendaratan dan mengirimkan paket dalam waktu 30 menit.
Untuk alasan keamanan, Federal Aviation Administration mengharuskan drone tersebut tetap dalam jangkauan pandang operator untuk periode uji coba. Hal tersebut mengurangi kemampuan drone untuk mencapai lokasi yang jauh.
Amazon sedang mencari jalan keluar untuk mengatasi persyaratan tersebut, kata Loretta Alkalay, dari Vaughn College of Aeronautics and Technology di New York, lewat Skype.
“Menurut saya mereka bisa mengatasi hal tersebut dengan memperbaiki teknologi baru itu. Jadi saya tidak melihat masalah keamanan sebagai hal yang akan menghambat teknologi," kata Alkalay.
Amazon masih belum mengiklankan pengiriman dengan drone, tapi Alkalay optimis hal itu akan segera terjadi.
“Saya pikir tidak lama lagi mereka akan mulai melakukan pengiriman dengan drone. Kita telah melihat pengiriman seperti itu dilakukan di wilayah yang mengalami bencana dan wilayah-wilayah terpencil. Menurut saya ada permintaan besar untuk jenis pengiriman seperti itu," ujarnya.
Masih ada banyak kekhawatiran mengenai kemungkinan drone menabrak berbagai benda, begitu juga kemungkinan vandalisme dan pencurian drone dan barang-barang yang dikirimnya, tapi Alkalay mengatakan media berasumsi, yang salah, bahwa pengiriman akan sampai ke pintu rumah orang-orang.
“Kalau Anda berpikir pengiriman lewat drone diletakkan di atas atap rumah, ada kemungkinan lalu lintas pejalan kaki pengguna kendaraan dipisah, dan di saat yang sama juga memisahkannya dari lalu lintas udara," kata said Alkalay.
Alkalay mengatakan walaupuan rumah-rumah di Amerika tidak dibuat untuk pengiriman yang disampaikan di atap rumah, bukan tidak mungkin rumah-rumah di masa depan akan punya platform khusus untuk pengiriman barang-barang kecil.